Photobucket

Thursday, January 25, 2007

Misteri Angka Tujuh (kisah 7)

Sudah memasuki minggu kedua di Mekah, aku belum bertemu temanku yang satu ini. Namanya Juned. Maka sebelum berangkat untuk sholat jamaah maghrib di Masjidil Haram, aku kirim SMS ke Juned, janjian ketemu di dalam masjid. Dia bilang kalau biasanya masuk lewat pintu 70, lalu nganter istrinya dulu ke tempat sholat perempuan, baru kemudiam maju ke depan, mencari tempat sholat pria yang dekat dengan ka;bah, namun masih di bagian masjid yang beratap. Oke kalo begitu, aku segera berangkat ke masjid bersama istriku. Kami sengaja masuk melalui pintu 70, sesuai SMS Juned, supaya kemungkinan bertemu menjadi lebih besar.

Seperti biasa, aku lebih dulu mengantar istriku di tempat sholat kaum perempuan. Setelah sampai di tempat sholat perempuan, kukenali dulu ciri-ciri lingkungan di sekitar tempat sholat istriku, untuk mempermudah pencarian saat pulang nanti. Lalu aku bergegas menuju ke depan, mencari Juned. Kulempar pandangan ke deretan-deretan orang yang sudah duduk bershaf di sebelah depan. Ciri-ciri sosok seorang Juned tak kutemukan. Akhirnya kuputuskan saja untuk segera duduk di tempat yang kosong. Setelah duduk, segera kukeluarkan HP dan menulis pesan singkat ke Juned, "Jun, kamu di sebelah mana ? ". Tak lama kemudian ada balasan,”Aku di depan, pake jaket pink RSIA”. Aku segera berdiri dan men-scan pandangan berkeliling. Ternyata Juned kutemukan duduk beberapa meter di sebelah kananku. Aku tak berniat langsung menghampiri tempat duduknya. Setelah menghitung jumlah orang dari tempat duduk Juned hingga tempat dudukku, Aku kembali duduk dan menulis SMS,” Jun, aku orang ke delapan di sebelah kirimu “. Kutunggu jawaban, ternyata di khusuk baca Quran, tidak menyadari adanya SMS dariku. Aku bergegas mendekat ke Juned. Ku lihat di sebelah kanannya ada sedikit space agak longgar. Aku segera menyapa Juned, dan setelah duduk, terlibat dalam obrolan yang cukup seru, menceritakan pengalaman selama dua minggu di Mekah. Dia juga bilang kalo tadi masuknya dari pintu 62.

Setelah sholat maghrib, baca Quran, dan akhirnya sholat isya pun selesai kami lakukan, kami pulang ke hotel masing-masing. Tak ada yang aneh, sampai aku masuk kembali ke kamar hotel dan merenung-renungkan pengalaman pertemuan dengan Juned di Masjid tadi. Kalo aku orang ke delapan yang duduk di sebelah kiri Juned, berarti antara aku dan Juned terdapat tujuh orang. Wah, kupikir ini bukan kejadian biasa. Karena angka tujuh memang angka yang sering menjadi jumlah ritual haji, yaitu thowaf tujuh putaran, sai tujuh kali, lontar jumrah tujuh lemparan. Lalu aku teringat bahwa Juned masuk dari pintu 62. Subhanallah, ternyata antara pintu 62 dan 70 juga terdapat tujuh pintu, yaitu pintu 63, 64, 65, 66, 67, 68, dan 69. Wah, ini keajaiban. Tak mungkin jumlah pintu dan jumlah orang antara aku dan Juned kebetulan sama. Apalagi jumlahnya tujuh lagi. Terlebih lagi, aku bertemu Juned di antara dua sholat wajib, maghrib dan isya, masing-masing 3 dan 4 rakaat, dijumlah tujuh. Wadhuh, tambah ajaib lagi.

Aku berkesimpulan bahwa kejadian pada malam hari itu bukanlah kebetulan. Tidak mungkin beberapa kebetulan terjadi bersama-sama. Pasti ada suatu kekuatan yang mengatur, sehingga muncul bilangan tujuh secara bertubi-tubi. Barangkali Allah ingin meneguhkan keimananku. Karena aku kadang memang membatin, Ya Allah, tunjukkan aku suatu keajaiban. Aku merasa, selama dua minggu berada di Mekah, belum mengalami kejadian-kejadian aneh seperti yang sering diceritakan orang sepulang dari haji. Akhirnya, aku dapat pengalaman itu. Terima kasih Ya Allah. Ini semakin membuktikan bahwa semua kejadian di dunia ini tidak hanya secara kebetulan terjadi.

No comments: