Photobucket

Tuesday, December 30, 2008

Kebaikan Kerajaan Kristen pada Muslim

Ini adalah klip dari film The Message (Ar-Risalah, tahun 1980-an), yang dibintangi oleh Anthony Quinn dan Irene Papas, dan disutradarai oleh Moustapha Akkad. Pada klip ini dikisahkan beberapa Sahabat Nabi yang sedang meminta suaka ke Raja Najasi di Abysinia, karena penindasan yang dilakukan oleh kaum kafir Mekkah. Kerajaan Kristen Abysinia tersebut akhirnya mau melindungi para Muslim, walaupun penguasa kafir Mekkah, yang juga merupakan Sahabat Raja Najasi, telah membujuk Raja agar menolak para Muhajirin.



Lihat koleksi video amanah-land lainnya di Youtube.

Type rest of the post here

baca selengkapnya...

Rekaman Video Haji 2008

Sekedar menginformasikan kembali. Bagi Anda yang baru saja melaksanakan ibadah haji 2008 ini, mungkin dalam beberapa minggu ini masih akan mengalami "mabuk kerinduan" akan suasana kota suci yang baru saja ditinggalkan. Untuk sedikit mengobatinya, Anda bisa berkunjung ke www.haramainrecordings.com. Di situ ada rekaman Sholat Shubuh, Maghrib, dan Isya, setiap hari, di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Ada juga rekaman Khutbah Jumat, Khutbah Arafah (di Masjid Namirah), dan Prosesi penggantian Kiswah Kakbah. Rekaman yang berukuran 15-50 MB ini bisa Anda download, untuk dinikmati secara offline.
Type rest of the post here

baca selengkapnya...

Belajar Bahasa Arab Online

Ada situs bagus banget, yang memberikan pelajaran Bahasa Arab online. Di situ ada suara yang bisa kita dengarkan, sambil melihat skema dan tulisan dari pelajaran yang kita ikuti. Audio berformat MP3 yang kita dengarkan tersebut bisa juga kita download, untuk kita dengarkan secara offline. Nama situsnya adalah Badar Online (Bahasa Arab Dasar).

Pelajaran dumulai dengan mengenal definisi ilmu Nahwu dan Shorof, kemudian dilanjutkan dengan mengenal jenis-jenis huruf, jenis kata, dan seterusnya. Sangat mudah, mendasar, serta enak untuk diikuti. Pelajaran bahasa arab online ini sangat cocok untuk kita yang ingin memulai belajar Bahasa Quran namun tidak memiliki waktu untuk belajar secara formal. Selamat mengikuti... (saya juga sedang mengikuti).

baca selengkapnya...

Saturday, December 27, 2008

Islam is My Choice

Ada buku baru yang berisi kumpulan kisah mualaf, judulnya Islam is My Choice, yang dirangkum oleh Sdr. Dyayadi dan diterbitkan oleh Bumi Aksara. Kali ini saya tidak akan menyajikan salah satu kisahnya di blog ini. Cuma sedikit berbagi cerita saja mengenai buku tersebut.

Beberapa hari yang lalu, saya maen ke Gramedia. Buku warna ungu ini langsung menarik perhatian, karena warna dan judulnya. Kebetulan ada satu yang tidak berbungkus plastik, sehingga saya langsung bisa buka-buka untuk sekedar scanning.

Saya tertarik dengan salah satu judul kisah di dalam buku itu. Lupa judul lengkapnya, tapi ada satu nama yang tertulis di judul itu, Aldo Demeris ..., kayaknya pernah kenal deh sama nama ini. Ya, soalnya saya pernah menulis ulang kisah Aldo Demeris ini di blog amanah dari suatu buku. Saya penasaran, saya baca kisah si Aldo ini dari awal kisah hingga akhir. Dan ketika sampai di ujung tulisan, ada sedikit info bahwa kisah tersebut diambil dari blog amanah-land.blogspot.com. Waa... ternyata keren juga ya blog amanah. Makasih deh, penulis mau nyantumin sumber tulisannya, walaupun saya sendiri juga sekedar menulis ulang dari buku yang pernah saya baca. Kapan ya, saya bisa menerbitkan kumpulan kisah kayak gitu ? Nanti deh, suatu saat, Insya Allah.

Saya lanjutkan lihat-lihat judul dan kisah yang lain. Sepintas terkesan bagus, bahasanya juga enak diikuti. Dan rupanya kisah-kisahnya memang pilihan terbaik dari sang perangkumnya. Sayangnya, belum puas baca-baca, keburu ada call untuk jemput istri...

baca selengkapnya...

Monday, December 8, 2008

Live Video Haji 24 Jam

Tahun lalu saya pernah memposting informasi perihal Liputan Haji 24 Jam di Internet. Ternyata Channel Saudi 1 dan 2, channel untuk melihat live video haji, saat ini nggak bisa dibuka. Setelah saya cari-cari, ternyata live video haji bisa dipantau di channel Noor TV. Alhamdulillah ... Bisa lihat kondisi Makkah dan Madinah lagi selama acara hajian.

O ya, kalo temen-temen ada yang tahu TV Cable di Indonesia yang memiliki konten TV-TV Islam & Timur Tengah, bisa di infokan dong... Terima kasih.

baca selengkapnya...

Monday, December 1, 2008

Michael Jackson Masuk Islam

LONDON (Suaramedia) Legenda hidup pop dunia Michael Jackson dikabarkan telah memeluk agama Islam. Setelah melepas status sebagai pemeluk Saksi Jehovah, Michael Jackson berganti nama menjadi Mikaeel Jackson.

Menurut koran Inggris The Sun, Jacko -nama beken Jackson- mengucapkan dua kalimat syahadat di rumah sahabatnya yang juga komposer album terlaris Thriller, Steve Porcaro, di Los Angeles dan dihadiri seorang penyanyi ternama, Yosef Islam – dulunya bernama Cat Steven sebelum masuk Islam. Dalam momen religius tersebut, Jacko duduk di lantai dengan menggunakan topi kecil berwarna hitam dan dipandu seorang imam.

Kabar menghebohkan datang dari si King of Pop Michael Jackson. Penyanyi yang akrab disapa Jacko itu disebut-sebut telah memeluk agama Islam.
Jacko memeluk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat di rumah temannya di Los Angeles, Amerika Serikat. Nama Jacko pun berubah menjadi Mikaeel.

"Mikaeel adalah nama salah satu malaikat dalam Islam," ujar seorang sumber. Jacko sebenarnya sempat ditawari nama Mustafa, namun ditolaknya .

Saat mengucapkan dua kalimat syahadat, Jacko duduk di lantai dengan mengenakan topi kecil. Momen tersebut berlangsung sangat khidmat.

Jacko memutuskan masuk Islam setelah ia mendengarkan pengalaman produser dan penulis albumnya. Kedua orang tersebut meyakinkan pelantun 'Ben' itu, bahwa setelah menjadi muslim hidup mereka lebih baik.

"Seorang imam pun kemudian dipanggil dari sebuah masjid untuk menuntun Micahel membaca dua kalimat syahadat," lanjut si sumber.

Setelah memeluk Islam, Jacko dikabarkan terbang ke Mekkah.

Raja Pop – yang sebelumnya pernah disidangkan karena dituduh melakukan tindakan asusila terhadap anak di bawah umur beberapa kali – kembali disidangkan setelah Sheikh Abdullah Bin Hamad al-Khalifa,anak kedua Raja Bahrain, mengajukan tuntutan terhadap Jackson karena telah mengingkari perjanjian untuk merekam album baru dan meminjam uang sebesar $ 7 juta.
kalangan musisi, sejumlah nama juga akhirnya mengucapkan syahadat. Mereka antara lain John Coltrane (pencipta dan saksoponis jazz), Art Blakey (musisi jazz), dan tentu saja Cat Stevens (penyanyi rock Inggris). Setelah memeluk Islam, Cat Stevens pun berganti nama jadi Yusuf Islam.

Di kalangan olahraga, yang paling banyak adalah petinju dan bintang basket. Paling terkenal tentu Muhammad Ali, mantan juara dunia yang dulu bernama Cassius Clay. Setelah itu ada pula Matthew Saad Muhammad, Dwight Muhammad Qawi, Eddie Mustapha Muhammad, Chris Eubank, dan Mike Tyson.

Tyson berganti nama jadi Malik Abdul Aziz setelah masuk Nation of Islam. Dia menjadi muslim saat berada di penjara karena keterlibatan dalam kasus pemerkosaan.

Islam pula yang menyelamatkan Tyson dari sebuah rencana pembunuhan pada tahun 2000. Saat itu, namanya sudah beredar di antara orang yang akan jadi sasaran pembunuhan kelompok Cash Money Brothers.

“Kelompok ini bahkan sudah mengintai Tyson beberapa bulan kemudian dan siap menembak. Tapi, rencana pembunuhannya urung dilaksanakan karena Tyson adalah seorang Muslim,” ujar Shelby Henderson, anggota geng tersebut dalam kesaksiannya di pengadilan federal Brooklyn, Juni lalu. dikutip Oleh http://www.suaramedia.com

Sebelum memutuskan beralih memeluk Islam, Michael Jackson ternyata telah beramal dan memberikan sumbangsih untuk dunia Islam. Dia memberikan sumbangan tak sedikit untuk pembangunan sebuah mesjid di Manama, Bahrain.

Mesjid tersebut dibangun dengan keindahan seni yang luar biasa. Mesjid itu terletak di dekat rumah Jackson yang mewah di ibukota Bahrain itu.

“Mesjid itu didesain sekaligus sebagai tempat belajar prinsip dan pelajaran Islam. Juga dibangun tempat belajar bahasa Inggris. Guru-guru dengan standar tinggi didatangkan dari Amerika Serikat di bawah supervisinya,” ujar juru bicara panitia pembangunan mesjid itu.

Pada awalnya, Jackson melakukan hal tersebut sebagai bentuk apresiasinya terhadap masyarakat Bahrain. Masyarakat setempat menyambutnya dengan baik dan memperlakukannya seakan-akan dia adalah warga negara Bahrain.

Mikaeel, begitu namanya setelah memeluk Islam, bukanlah orang pertama di keluarga besar Jackson yang berpindah agama menjadi muslim. Sebelumnya, kakaknya, Jermaine Jackson yang sudah tinggal di Bahrain, juga memeluk Islam. Info News http://www.dailymail.co.uk & (arby/suaramedia) Click Video Dikutip oleh http://www.suaramedia.com

baca selengkapnya...

Saturday, November 22, 2008

Klip Film Perang Salib - Salahudin

Ini adalah klip dari salah satu babak perang salib, dimana Salahudin Al Ayubi setelah mengalahkan pasukan salib, secara bijaksana membiarkan sisa pasukan beserta keluarganya keluar dari Yerusalem dengan aman. Klip serupa pernah saya tampilkan di blog ini, namun saat itu tanpa teks Indonesia. Untuk klip yang ini dengan teks Indonesia. Film ini berjudul Kingdom Of Heaven(2005), produksi 20th Century Fox, dan pemeran utamanya adalah Orlando Bloom.



Saat itu tahun 1187, Yerusalem dikuasai oleh penguasa Kristen, yang telah berdamai dengan pihak Muslim. Terdapat kesepakatan bahwa Yerusalem tetap bisa diziarahi oleh semua pihak secara aman. Namun, di pihak Kristen, terdapat beberapa tokoh saling beda pendapat mengenai pengelolaan kekuasaan Yerusalem. Perbedaan pendapat ini melahirkan tindakan yang tidak terkendali dari salah satu pihak Kristen yang menyebabkan terbunuhnya rombongan peziarah Muslim. Dengan adanya kejadian ini, maka gugurlah kesepakatan damai antara Kristen dan Muslim. Akhirnya Salahudin memimpin pasukan Muslim merebut kembali Yerusalem.

Seru. Rugi kalo nggak nonton sendiri...

baca selengkapnya...

Wednesday, November 12, 2008

Legiun Muslim di Kancah Eropa

Ada buku baru terbitan Bentang Pustaka, yang berisi profil para pemain sepakbola Muslim di Eropa. Bagi temen-temen yang suka kisah mualaf, sekaligus suka (nonton) sepakbola, pasti akan sangat menikmati buku ini.

Berikut ini adalah kutipan sinopsis dari situs bukukita.com, yang menjual buku tersebut secara online :

SINOPSIS BUKU - Legiun Muslim di Kancah Eropa
SEPAKBOLA adalah bahasa universal. Bahasa yang dipertontonkan lewat olah teknik, kekuatan fisik, serta keampuhan taktik dan strategi. Lebih dari itu, sepakbola adalah sebuah komunitas yang di dalamnya sarat pluralisme.

Dalam kamus lapangan hijau, ranah Eropa memang kental dengan sebutan surganya sepakbola. Sepakbola Eropa seolah tak mengenal batas. Pemain dari penjuru dunia berhak menginjakkan kaki dan unjuk kebolehan.

Serbuan legiun muslim di Eropa kini tak terelakkan di tengah berbagai sorotan. Klub-klub besar sekaligus tenar Eropa ramai-ramai mendatangkan pemain bertalenta tinggi. Jumlah pesepakbola muslim di Eropa pun meningkat secara signifikan. Kehadiran pemain muslim sedikit banyak telah mengubah warna sepakbola Eropa.

Kiprah legiun muslim di Eropa tak hanya didominasi pemain asal Afrika. Mereka justru muncul dari tanah Eropa sendiri, dari keturunan para imigrah hingga para mualaf. Mereka dengan mantap melangkah dan meyakini Islam sebagai panduan dan kunci sukses hidupnya. Mereka semua menjelma menjadi pemain kunci di lapangan hijau.

Buku ini akan mengajak Anda untuk mengenal lebih jauh tentang prestasi, kiprah di lapangan, keyakinannya terhadap Islam, serta pencitraan positif yang ditunjukkan para legiun muslim di jagat sepakbola Eropa. Buku ini juga akan menggugah inspirasi, karena sejatinya Islam itu bukan melemahkan, tetapi justru menguatkan kehidupan.

Selamat membaca

baca selengkapnya...

Saturday, November 8, 2008

Pendeta Yahudi Turki Terkemuka Memeluk Islam

Hidayatullah.com--Baru-baru ini Turki tengah mengalami sebuah sejarah besar dan fenomenal. Seorang pendeta Yahudi Turki terkemuka, Aaron Kohen, bersama keluarganya memutuskan diri mereka untuk memeluk agama Islam.

Harian Turki berbahasa Arab, Akhbaralaalam (5/11) mengabarkan, Kohin (45) dan keluarganya mengikrarkan keislaman mereka di hadapan mufti Istanbul, Syaikh Bey Oglu, sejak sebulan silam. Namun, mereka baru mengumumkannya ke khalayak luas pada awal bulan ini.

“Saya sangat menghormati ketiga agama samawi. Agama Islam adalah agama yang memeluk semuanya. Asas inti ketiga agama hadir dalam Al-Quran,” ujar Kohen, sebagaimana dikutip Harian Hürriyet.

Kohen juga mengatakan, bahwa ajaran dan syari'at agama Islam benar-benar memuat, melengkapi, dan menyempurnakan syari'at agama samawi sebelumnya, yaitu Yahudi dan Kristen. "Dalam kitab suci Al-Quran, sesungguhnya terkumpul ajaran-ajaran mulia agama-agama sebelumnya," tambah Kohin.

Terkait alasan mengapa Aaron Kohen memilih Islam, pendeta muda yang mengaku menghaiskan hampir 20 tahun di kehidupan sinagog Istanbul itu mengatakan, dirinya telah mengkaji secara mendalam antara akidah dan syari'ah Yahudi, Kristen, dan Islam.

"Dan saya memutuskan untuk memeluk Islam karena saya dan keluarga saya ingin mendapatkan kebahagiaan hidup sejati," tegasnya.

Kohen memeluk Islam bersama istrinya, Filori dan anaknya. Sikapnya berganti agama sempat mengundang kecaman. Bahkan untuk menebus keislamannya, Kohen harus menghadapi beberapa tantangan dari komunitas Yahudi nya terdulu.

"Saya banyak menerima kritik dan kecaman dari saudra-saudara Yahudi saya," ujar Kohen. “Saya tidak peduli akan reaksinya. “Kedamaian dalam hati saya jauh lebih penting bagi saya,” tambahnya.

Turki tercatat sebagai negara Muslim yang memiliki sejarah gemilang terkait hidup berdampingan dengan umat Yahudi. Ketika orang-orang Yahudi mengalami pengusiran di Spanyol (abad ke-16 M), dan negara-negara Eropa menolak untuk menerima mereka, justru kekaiasran Islam Turki-Utsmani-lah yang dengan sukarela membukakan pintu untuk menolong mereka.
Hingga saat ini, populasi umat Yahudi di Turki terbilang signifikan. Di Istanbul saja, terdapat sekitar 200.000 pemeluk agama Yahudi. Yahudi Turki, sebagaimana yahudi-Yahudi yang hidup di negara-negara Muslim lainnya, disebut juga sebagai "Yahudi Timur". [akhbar/hurriyet/qantara/ atjeng/cha/www.hidayatullah.com]

kunjungi : www.hidayatullah.com

baca selengkapnya...

Tag der Offenen Moschee, Open House Masjid di Jerman

judul asli : Integrasi Muslim Jerman: Dari Dialog menuju Rahmatan lil’alamin

Hidayatullah.com--“Kamu pasti bersyukur sekali ya, punya Masjid di sini. Ada satu hal yang membuat kami iri kepada kalian, yaitu suasana ukhuwah (geschlossenheit) kalian begitu terasa saat aku masuk ke mesjid untuk pertama kali. Rasa persaudaraan ini yang sudah sejak lama hilang di kehidupan kami”, demikian komentar salah seorang warga non-muslim Jerman yang berkunjung ke Masjid Ali di Kostheim, sebuah kota yang terletak 30 km dari kota metropolitan Frankfurt.

Hari Jum’at, 3 Oktober 2008 lalu, sejumlah masjid di seluruh Jerman mengadakan acara ”Tag der Offenen Moschee” (Open House Masjid) secara serempak. Acara ini menjadi kegiatan rutin tahunan sejak 12 tahun dengan memanfaatkan momentum hari libur nasional Jerman dalam rangka memperingati Hari Persatuan Jerman, yang jatuh pada tanggal 3 Oktober.

Berbagai organisasi Islam yang mewakili 3,5 juta muslim di Jerman hari itu menyiapkan berbagai program guna menyambut warga setempat yang hendak berkunjung ke masjid. Termasuk Masjid Al Falah Berlin yang sebagian besar jamaah masjidnya berasal dari Indonesia dan Masjid Ali Kostheim yang dibangun oleh muslim pendatang dari Maroko.

Program Open House di Masjid Al Falah dimulai pada pukul 13:30 dengan memberi kesempatan kepada warga Jerman untuk mengikuti jalannya shalat Jum’at. Khotbah Jum’at yang dibawakan dalam bahasa Indonesia dan Jerman. Kemudian dilanjutkan dengan pengenalan kehidupan dan budaya muslim di Indonesia, melihat ruangan masjid dan dialog tentang Islam.

Hari itu halaman Masjid Ali juga nampak istimewa dengan dekorasi bernuansa Maroko guna menyambut warga Jerman setempat yang ingin mengenal Islam lebih lanjut. Tamu yang datang silih berganti memaksa panitia mengadakan program keliling masjid dalam beberapa kloter. Warga Jerman dari berbagai latar belakang, seperti jurnalis, aktifis gereja, tokoh pemuda dan masyarakat sangat antusias mengikuti shalat dan khotbah Jum’at yang di bawakan dalam bahasa Arab dan Jerman. Kemudian dilanjutkan dengan presentasi kegiatan jamaah masjid dan dialog tentang Islam.

Peran Penting Dialog Dalam Bermasyarakat
Dalam poster-poster yang terpajang di dinding masjid, Masjid Ali mencoba mengenang kembali perjalanan panjang proses pendirian sebuah Masjid di lingkungan yang sangat buta tentang Islam, bahkan cenderung negatif terhadap seorang muslim. Hampir 10 tahun lamanya kaum muslimin di kota Kostheim / Wiesbaden mencoba melakukan dialog terus-menerus dengan pemerintah dan masyarakat, hingga mereka mau menerima kehadiran sebuah bangunan masjid berkubah dilingkungan mereka pada tahun 2002.

”Terutama dimasa-masa serangan teror dan kasus karikatur nabi, banyak bermunculan tuduhan-tuduhan negatif terhadap Islam”, papar Nasri Said, Ketua Takmir Masjid Ali. ”Maka kita harus memberikan penjelasan, mengundang warga setempat untuk datang dan berdialog di masjid dalam suasana yang tenang”, lanjut Said.

Selain dialog dengan berbagai tokoh masyarakat, anggota jamaah masjid Ali juga diharapkan aktif di masyarakat dan mendukung proses integrasi Muslim di Jerman. Ibu rumah tangga mendapat kesempatan belajar bahasa Jerman di masjid serta mendorong agar terlibat aktif dalam pertemuan-pertemuan wali murid di sekolah serta mengajukan diri untuk dipilih menjadi pengurus perwakilan wali murid.

Diluar itu kalangan muslimah juga secara rutin mengadakan dialog dengan anggota perempuan jamaah gereja setempat membahas berbagai persoalan dan menghapus rasa kecurigaan di antara mereka.

Program Open House Masjid diakhiri dengan bincang-bincang ringan di halaman masjid sambil menikmati kopi dan kue khas Maroko. Dalam obrolan terungkap, cukup banyak alasan untuk menghadiri acara Open House Masjid hari ini. Ada yang karena anaknya memeluk Islam, karena punya kenalan muslim, memiliki tetangga yang salah satu anaknya memeluk Islam, ada yang tertarik karena setiap kali membuka jendela flat rumahnya, terlihat kubah masjid yang indah dan lain sebagainya.

Seorang pengunjung merasa terharu menyaksikan ratusan muslim bersujud dengan penuh keimanan yang mendalam ketika shalat Jum’at. Dua orang pelajar dari Louise-Schroeder Scule Jerman menyempatkan hadir ke masjid untuk bertanya seputar posisi wanita dalam Islam untuk bahan proyek mereka di sekolah. ”Sebelumnya saya memiliki gambaran yang sangat berbeda, angker dan keras. Tetapi hari ini saya merasakan bahwa mereka sangat santun dan menyambut kami dengan penuh kehangatan,” komentar salah satu remaja putri tersebut. Seorang anak muda Jerman lain lagi komentarnya, ”Setelah saya mendengarkan khotbah Jum’at tadi, pandangan saya terhadap muslim telah berubah 180°. Kalau semua muslim melaksanakan ajaran Islam dengan benar, saya yakin dunia akan aman dan damai,”

Peran Sentral Masjid
Masjid masih termasuk sesuatu yang sangat langka di Jerman, meskipun dari waktu ke waktu semakin mudah untuk mendapatkan masjid di setiap kota. Selain itu perkembangan Islam sendiri di Jerman mengalami kemajuan yang luar biasa. Rata-rata 1000 warga negara keturunan Jerman memeluk Islam setiap tahunnya dan kebanyakan dari mereka adalah para profesional dan sarjana. Pemandangan berupa pelajar atau mahasiswa bule sedang shalat di masjid semakin menjadi hal yang biasa dan semakin marak.

Kehadiran masjid ditengah-tengah masyarakat seolah menjadi mercusuar yang mampu memancarkan cahaya Islam, sebagai pusat ilmu dan informasi penerangan. Menjadi pusat ibadah umat Islam, pendidikan Islam anak-anak dengan sekolah Al-Quran dan Bahasa Arab. Menjadi pusat belanja untuk memenuhi keperluan daging halal dan kebutuhan sehari-hari umat Islam. Menjadi Sport Club dan tempat bermain bagi anak-anak dan remaja muslim. Selain juga menjadi lembaga kursus bahasa dan bimbingan belajar.

Dengan adanya masjid pula, salah satu kewajiban muslim untuk mengenalkan Islam kepada yang lain menjadi lebih mudah. Banyak diantara orang Jerman yang memiliki kenalan Muslim, ingin diantar ke masjid. Dengan masuk langsung ke masjid dan mengikuti salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh masjid, semakin membuka pikiran mereka dan menghapuskan pandangan mereka selama ini yang salah terhadap Islam.

Pelan namun pasti, Islam mulai mendapatkan simpati dan masyarakat mulai merasa nyaman untuk hidup bersamanya. Seperti yang ditunjukkan oleh sebagian besar warga Jerman di kota Cologne yang membela dan mendukung proyek pendirian sebuah masjid besar di kota tersebut, ketika ditentang oleh sebuah partai berhaluan ekstrem kanan. [ Tieneke Ayuningrum. Ketua Kewanitaan Pusat Informasi dan Pelayanan PKS Jerman]

kunjungi : www.hidayatullah.com

baca selengkapnya...

Friday, November 7, 2008

Download Ebook Kristologi Gratis

Untuk rekan-rekan yang sering berinteraksi dengan teman-teman Nasrani, dan sering diajak diskusi mengenai Islam-Kristen, ada baiknya mengoleksi ebook Kristologi gratis yang ada di situs pakdenono.com. Silakan kunjungi http://www.pakdenono.com/home.htm lalu menuju ke bagian bawah halaman, dan temukan folder download christology ebook. Bagi rekan-rekan mualaf, saya yakin ebook ini juga sangat bermanfaat untuk memperkuat dan memantapkan keislamannya. Selamat mendownload ...

Type rest of the post here

baca selengkapnya...

Sunday, November 2, 2008

Pertanyaan Teologis Jameelah

Suatu sore di musim gugur terasa sejuk dan cerah. Aku yakin telah mengucapkan beberapa patah kata tentang Alquran kepada Jameelah ketika ia menyelaku, "Ayah, aku paham bahwa ketika menjadi seorang ateis, Ayah mempunyai pertanyaan-pertanyaan tentang Tuhan yang jawaban-jawabannya tak dapat Ayah temukan, dan bahwa Ayah baru menemukan jawaban-jawabannya setelah membaca Alquran. Tapi, aku masih belum mengerti apa yang membuat Ayah jadi seorang Muslim?"

"Apa maksudmu?" tanyaku seraya memperlambat langkah kami.

"Maksudku, meski Ayah tak mempunyai argumen-argumen lain yang menyanggah adanya Tuhan, tak berarti bahwa Dia ada."

"Sebuah pertanyaan yang amat jeli!" kataku dengan sesungging senyum kekaguman. " Aku tak pernah menduga kalimat itu akan keluar dari mulut seorang anak seusiamu!"

Penjelasan yang kemudian kusampaikan kepadanya tentang bagaimana aku masuk Islam serupa dengan uraian pada bab sebelumnya bagian "Jangan Menolak Bimbingan-Nya". Aku terangkan kepadanya bahwa setelah bersikap lebih terbuka terhadap kemungkinan adanya Tuhan, aku mulai memperoleh beberapa pengalaman spiritual yang intens selama membaca Alquran.

"Apa yang mendorong Ayah berpikir bahwa pengalaman-pengalaman itu berasal dari Allah?" tanyanya.

"Mula-mula aku tak mempercayai mereka," kataku. "Aku meragukan mereka, tetapi selanjutnya aku berpikir bahwa mereka memang benar. Tak berapa lama, aku tahu dari mana mereka berasal. Seolah-olah, aku senantiasa mengenal Tuhan, namun suatu saat aku mengalami semacam trauma spiritual dan kemudian melupakan mereka. Aku seperti baru sembuh dari amnesia [kehilangan daya ingat]. Kukira kita mempunyai rasa spiritual yang alamiah dan kuat tentang Tuhan, tetapi kita mengabaikan, menolak, atau tak memercayainya. Apakah kau dapat menangkap maksud perkataanku?"

"Ayah," Jameelah menatapku dengan matanya yang belok, cokelat, dan indah, "itulah hal paling dungu yang pernah kudengar."

"Mengapa kau mengatakannya demikian?" tanyaku dengan perasaan kecut.

"Sebab, aku tahu bahwa aku sama sekali tak mengetahui Tuhan," katanya. "Aku tak memiliki sara alamiah tentang Tuhan."

Kami terus bercakap-cakap. Aku merasa alangkah bodoh diriku yang coba memberikan penjelasan semacam itu. Sebetulnya, aku tak sepenuhnya menyadari masa transisiku dari penolakan, kemudian keraguan, dan menuju keyakinan; bagaimana mungkin aku menerangkan rasa itu kepada seorang bocah berumur sebelas tahun? Ia belum cukup umur dan belum mempunyai cukup pengalaman untuk memahami apa yang kukatakan. Sekalipun ia telah lebih dewasa, bagaimana ia bisa memahaminya padahal tak pernah mengalami hal yang sama? Apakah aku telah mengetahui Tuhan ketika seusianya; apakah aku memiliki kesadaran alamiah akan keberadaan-Nya? Yang kuingat hanyalah bahwa semasa kecil, aku biasa memohon kepada Tuhan untuk mengusir ayahku.

Lantas, terpikirkan olehku sesuatu yang lain. "Jameelah, apakah kauingat saat aku dibawa ambulan ke rumah sakit bulan Juli lalu?"

"Ya," jawabnya tampak bingung.

"Dan apakah kamu ingat bagaimana tubuhku dimasuki selang-selang dan dibantu tabung-tabung itu, dan kemudian mereka membawaku dengan sebuah usungan ke ambulan, dan aku tak dapat bergerak; aku gemetar dan sulit bernapas?"

"Ya," jawabnya dengan sedih.

"Dan kamu ingat bagaimana kamu berdiri di sampingku dan bertanya dengan suara bergetar apakah aku akan mati?"

"Ya," jawabnya dengan air mata yang mulai berlinang.

"Sesudah mereka membawaku ke rumah sakit, apakah kau pada siang atau malam itu berdoa kepada Tuhan agar ayahmu tak meninggal dan menjaganya tetap hidup? Apakah kau memohon pertolongan-Nya?"

"Ya," katanya sedikit jengkel dan ingin tahu mengapa aku terus mencecarnya.

"Apakah kau berdoa pada keesokan harinya?"

"Ya!" katanya seperti suara seorang saksi yang enggan berbicara dalam sebuah sidang pengadilan.

"Dan pada hari-hari berikutnya?"

"Ya!" jawabnya dengan suara yang sepertinya memintaku untuk berhenti mencecarnya.

"Siapa yang mengajarimu berdoa seperti itu? Siapa yang menyuruhmu berbicara dengan Tuhan?"

Ia diam sejenak, mungkin untuk memikirkan jawabannya.

"Ayah yang mengajariku cara berdoa seperti itu," jawabnya dengan nada kurang percaya diri.

"Maksudku bukan yang mengajari berdoa dalam bahasa Arab, tetapi siapa yang mendorongmu berbicara dengan Tuhan, berkomunikasi dengan-Nya secara pribadi? Apakah Ayah atau orang lain pernah mengajari agar kamu membayangkan dirimu berbicara dengan-Nya, agar kamu mencari kata-kata yang ingin kau ucapkan, dan kemudian Tuhan mendengarnya?"

"Tidak."

"Apakah Ayah atu orang lain pernah memberimu contoh bagaimana berbicara dengan Tuhan?"

"Tidak."

"Sungguh?"

"Ya!"

"Mungkin ibumu, atau salah satu nenkmu, atau salah seorang paman atau bibimu mengajari demikian?"

"Tidak!"

"Jadi siapa yang mengajarimu? Bagaimana kau tahu dan bisa langsung melakukannya begitu saja?"

"Tak ada seorangpun yang mengajariku!" tegasnya. "Aku tahu begitu saja!"
Mimik memelas di wajahnya membuatku berharap tak pernah melewati hari itu, sebab aku sama sekali tak ingin menyakitinya sedikit pun.

"Baiklah," kataku, "Mungkin kau memang mempunyai sebuah kesadaran alamiah tentang Tuhan -- mungkin begitulah cara kau mengetahui dan melakukannya. Dan, seperti itulah pengalamanku. Tiba-tiba saja aku tahu bahwa Tuhan mendatangiku lewat ayat-ayat Alquran dan peristiwa-peristiwa spiritual. Kesadaran alamiah tersebut membuatku mengetahui-Nya -- barangkali karena secara spiritual aku lama sekali tak sadarkan diri -- tetapi mendadak aku tahu begitu saja." [*]

Ditulis ulang dari Buku Aku Beriman, maka Aku Bertanya, Jeffrey Lang, Serambi, Jakarta, 2008

Kunjungi penerbit : SERAMBI

baca selengkapnya...

Akhirnya Kutemukan

Hampir setahun yang lalu saya beli buku kecil berjudul Satanic Finance, karya A. Riawan Amin. Ketika muncul isu krisis keuangan global ahir-akhir ini, saya mencoba membuka-buka lagi buku karya Dirut Bank Muamalat dan Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia itu. Karena membacanya sambil melakukan perjalanan kesana-kemari, maka baru beberapa halaman dibaca, buku tersebut menghilang, entah ketlisut di mana. Kucari-cari tidak ketemu juga. Wah, ini nggak bisa dibiarkan, saya harus beli lagi.

Saya telepon ke Gramedia Malang, orang Gramedia bilang buku tersebut sudah tidak ada. Telepon ke Togamas Malang, sama, sudah nggak jual lagi. Saya kunjungi Gramedia Basuki Rahmat Surabaya, nggak ada juga. Togamas Surabaya, setali tiga uang. Wah, gimana nih. Padahal saya sedang penasaran betul mengenai topik bahasan sekitar sistem keuangan yang saat ini sedang digunakan oleh perbankan internasional, terlebih lagi masalah moneter, sektor riil, bank sentral, filosofi uang kertas, dll.

Saat lagi jalan-jalan di Matahari Pasar Besar Malang, Alhamdulillah akhirnya saya menemukan buku tersebut di Toko Buku Kurnia Agung, yang berada satu lantai dengan Matahari. Wow, lega sekali rasanya. Bagi yang masih penasaran dengan topik-topik yang saya sebut di atas, kayaknya perlu baca buku ini deh ... Selamat berburu.

baca selengkapnya...

Saturday, November 1, 2008

Ayesha,Tertarik Islam Karena Jilbab

Hidayatullah.com-- Namanya Ayesha Islam. Dia dilahirkan di Polandia, tapi besar di Denmark dan Swedia. Jadi, bisa dikatakan telah mengenal dunia internasional sejak kecil. Perjalanannya menuju Islam dimulai tahun 1995 saat masih di Swedia. Di sanalah Ayesha berjumpa dengan muslim asal Lebanon . Meskipun mereka itu tidak begitu agamis, bahkan mereka tak pernah menceritakan pada Ayesha apa itu Islam, namun mereka cukup punya kesan mendalam dalam perjalanannya menuju Islam.

“Karena dengan merekalah saya pertamakali berada dalam lingkungan muslim,” katanya. Dalam sebuah parade di AS dia berpapasan dengan beberapa wanita berjilbab yang juga ikut menonton pawai tersebut. Itulah awal dari semuanya. Selepas pertemuan itu Ayesha rajin mengikuti pengajian dan akhirnya bersyahadah. Berikut kisah lengkapnya.

Hidup ini merupakan perjalanan dan kematian bagian dari perjalanan itu sendiri. (Ayesha Islam, 2005)

“Untuk beberapa alasan saya selalu merasa bisa menjadi diri sendiri kala berkumpul dengan orang-orang Islam kendati pada saat yang sama saya dianggap asing oleh warga di sekitar tempat tinggal. Begitupun saya berupaya untuk tetap mengikuti gaya hidup mereka, meskipun sebenarnya saya sendiri tidak suka. Misalnya, saya tidak pernah mengenakan pakaian ketat, tidak suka pakai make up, atau ikut-ikutan ke bar, minum-minuman keras. Sejak kecil saya hanya punya keinginan jika sudah besar ingin berkeluarga, lalu memiliki anak dan hidup tentram bahagia dalam kesederhanaan. Hanya itu. Simpel saja,” tutur Ayesha tentang gaya hidupnya.

Namun ketika memasuki usia 18 tahun, tiba-tiba dia punya keinginan jadi psikolog. Karena cita-cita itu pula Ayesha terbang ke AS, untuk ketigakalinya, di tahun 2001. Disana dia belajar ilmu kesehatan mental dan psikologi kriminal. Satu hari dia berada di tengah-tengah kota Manhattan, tepatnya di sekitar America Avenue .

“Saat itu saya sedang dalam perjalanan ke gereja Swedia untuk mengikuti satu pelajaran. Untuk mencapai gereja itu biasanya saya jalan kaki dari 5th Avenue ke 48th Street. Tapi hari itu, tepatnya 19 Juni 2005, saya putuskan untuk melintasi kawasan America Avenue untuk menikmati suasana keramaian yang sedang digelar disitu,” kenangnya.

“Ternyata sedang ada parade atau pawai internasional disana. Saya berpapasan dengan beberapa wanita berjilbab yang juga ikut nonton. Serta merta saya dekati mereka seraya mengatakan saya tertarik belaar Islam. Itulah awal dari semuanya. Selepas pertemuan itu Ayesha rajin mengikuti pengajian dengan beberapa muslim Yaman,” kata Ayesha lagi.

Ayesha mulai mengumpulkan buku-buku Islam dan juga mengenakan jilbab. Jilbab, ketika itu hanya dia pakai ketika berada di kereta bawah tanah. “Seorang muslim asal Maroko menghadiahi saya film “The Message” yang berkisah tentang perjuangan Rasulullah SAW. Film ini sangat mempengaruhi kehidupan saya,” sebut Ayesha. Dia bahkan mulai mencoba ikut puasa selama Ramadhan.

Muslimah Maroko itu juga menerangkan tentang ucapan khusus kala seseorang mau masuk Islam. Ayesha bahkan mulai “mendakwahi” orang-orang terdekat kendati belum bersyahadah. “Saya bilang pada orang-orang, sekali Anda mengetuk pintu Islam, maka Anda pasti tak ingin keluar lagi karena agama ini punya ideologi dan cara hidup yang begitu indah,” tukasnya.

“Saya benar-benar butuh perubahan identitas yang drastis. Saya bahkan mengubah sendiri nama menjadi Laila di saat merayakan ultah ke-30. Di usia itu pula saya menerima Islam dan menjadi seorang muslim,” kenang Ayesha lagi yang bersyahadah pertengahan 2005 silam.

Teman-teman dan anggota keluarganya sangat ingin mendengar tentang perubahan yang muncul dari dirinya. Tapi di saat Ayesha mulai bercerita tentang Islam, mereka pada menyingkir pergi dan tak mau lagi mendengarkan apa itu Islam. “Tak apa-apa, mereka tak mau dengar. Justru saya jadi ingin tahu hingga mencari-cari kira-kira cerita apa yang mereka suka dari Islam,” kenang Ayesha.

“Lucu sebenarnya, padahal tak ada yang berubah dari saya. Saya masih orang yang sama dan pribadi juga tak berubah. Saya masih menyintai siapa saja. Saya masih suka berbagi pengalaman dengan kalangan mana saja tanpa membeda-bedakan status. Begitu juga sekarang, saya merasakan nikmatnya Islam. Karena itu saya musti ceritakan juga kepada orang lain. Berbagi makanan yang nikmat bagi jiwa. Persis seperti kita sharing info tentang makanan enak di suatu restoran ataupun buku bagus bagi rekan sejawat dan keluarga kita. Simpel kan ,” terang Ayesha lagi.

Ayesha sejak lama suka berkirim email dengan teman-temannya. Hingga mereka itu persis seperti saudara sendiri. Tapi kemudian mereka seperti menjaga jarak.

“Mereka menjauhi saya karena takut tersentuh “makanan” yang nikmat ini. Dengan kata lain, mereka tak percaya dengan pilihan hidup saya yang baru itu,” kisah dia.

Adapun anggota keluarganya juga mulai jengah dengan keislamannya itu. “Ibu pun sangat peduli dengan apa yang dikatakan orang lain. Saya dikatakan jelek dan berjalan terlalu jauh. Tapi jika saya ngambek dan menyembunyikan diri di kamar, dia masih masih mau mendengar tentang Islam. Namun anggota keluarga yang lain merasa malu karena keislaman saya,” kata Ayesha.

Pola pikir Ayesha makin hari makin berubah. Dia mulai realistis dengan hidup, makin peduli dan respek terhadap sesama, menerima dirinya sendiri sebagai bagian dari masyarakat banyak, tidak egois dan perubahan-perubahan positif lainnya.

Dia berupaya dekat dengan Allah dan mengkondisikan dirinya seolah-olah senantiasa diawasi oleh-Nya. “Ini sangat membantu saya untuk selalu berperilaku baik dan ingat dengan tujuan hidup sebenarnya,” aku dia.

“Dulu saya paling sulit dan gengsi mengatakan "tidak", tapi sekarang saya berani bilang "tidak" jika saya tidak bisa mengerjakan sesuatu hal. Jujur pada diri sendiri, itulah yang saya peroleh dalam Islam. Dengan begitu kita akan makin kenal dengan diri kita sendiri. Kita akan makin respek, baik kepada diri sendiri maupun orang lain.

Lebih dari itu, Islam membuat saya kembali “hidup” di dunia ini, persis baru pertama dilahirkan,” terangnya lagi.

“Sejujurnya, saya dulu tak merasakan kenikmatan dalam hidup. Saya, semasih kecil, merasa asing di dunia ini. Sebabnya, saya lahir di luar nikah. Orang tua saya menyebut, kehadiran saya di luar perencanaan. Hingga saat ini saya tak punya seseorang yang bisa dipanggil sebagai ayah,” tandasnya.

“Tapi kini saya tahu itu bukan sebuah hal yang patut disesali. Allah adalah Maha Pencipta. Allah Maha tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Bukanlah kesalahan Allah hingga melahirkan saya dengan cara seperti itu. Hingga saya tak punya ayah biologi. Hingga saya terlahir dari orantua non-muslim. Allah maha bijaksana,” katanya penuh keikhlasan.

Kini Ayesha merasa enjoy dengan pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya. Kemanapun dia pergi, tak ada rasa takut dan malu. “Saya kini merasa bebas seperti burung yang bebas terbang tanpa ada rasa takut jatuh. Begitu pula saya dengan pakaian ini. Saya juga rasakan kenikmatan ketika shalat,” ungkap Ayesha yang kembali menekuni studinya di bidang psikologi dengan tetap berjilbab.

Dia bahkan mengaku tak ragu jika satu ketika musti kehilangan rumah tempat tinggalnya alias diusir dari rumahnya sendiri. “Islam membuat saya makin kuat,” kata Ayesha yang mulai fokus dengan studi dan berharap bisa menikah segera serta memilih bekerja sebagai seorang ibu rumah tangga. Wallahu alam bisshawab. [Zulkarnain Jalil/www.hidayatullah.com]

baca selengkapnya...

Wednesday, September 24, 2008

Profesor Wanita Amerika Masuk Islam



Subhanallah, Allahu Akbar ...

baca selengkapnya...

Orang-orang Jerman Bersyahadat



Subhanallah ... Allahu Akbar ...

baca selengkapnya...

Sunday, September 21, 2008

The Assassin, Mesin Pembunuh

Pada pertengahan abad ke 12, di Syria terdapat sebuah kelompok rahasia para penghisap ganja. Mereka berusaha merebut tahta kepemimpinan Islam pada masa itu dengan cara-cara kekerasan. Kelompok ini memiliki struktur organisasi rapi. Mereka membangun sistem sel bawah tanah. Membentuk agensi dan spionase dengan struktur kepemimpinan piramidal. Jaringan intelijen piramidal ini mereka gerakkan di tengah masyarakat Muslim di seluruh dunia.

Dalam kepemimpinan piramidal ini, ada satu pemimpin tertinggi. Tugasnya mengatur seluruh agen di berbagai wilayah masyarakat Muslim. Para eksekutor kelompok dalam organisasinya ini disebut Assassins.

Semula, kelompok Assassins ini disebut Nizariyah. Karena, mereka berusaha mengembalikan Pangeran Nizar al-Toyyib ke tahta kekuasaan Mesir. Nizariyah melakukan cara ini karena yakin bahwa Pangeran Nizar al-Toyyib adalah reinkarnasi Nabi Ismail as. Namun berkali Nizariyah salah patron dan gagal meraih tujuan. Akhirnya mereka berinovasi menentukan pemimpin.

Merasa mendapat jalan buntu dan jengah mengalami kegagalan akibat salah memilih pemimpin, Nizariyah mereorientasi sistem organisasi dan bertindak berbeda dengan cara-cara sebelumnya. Kali ini Nizariyah melanggar syariah Islam. Mereka menyabotase dan mengadopsi secara compang-camping akidah Syiah tentang Imam Mahdi. Dengan dalih mempersiapkan diri untuk menyambut datangnya Imam Mahdi, Imam ke-12 yang diagungkan masyarakat Syiah, kelompok Nizariyah melancarkan serangan bawah tanah kepada orang-orang yang dianggap musuhnya.

Perbuatan Nizariyah ini jelas bertentangan dengan syariah Islam yang disampaikan Nabi Muhammad SAW dan keyakinan masyarakat Syiah. Kepemimpinan Nabi pamungkas ini (menurut keyakinan Syiah, amanah) dilanjutkan oleh 12 Imam. Imam terakhir adalah Imam Mahdi yang dijanjikan Allah SWT sebagai penegak keadilan akhir zaman.

Sehebat apapun atraksi mereka, meski mengklaim gerakannya demi mempersiapkan kehadiran Imam Mahdi, sangat jelas mereka melanggar Syariat Islam Syiah. Misalnya, kelompok Nizariyah membolehkan setiap pemimpin mereka memiliki hak istimewa; meminum anggur hingga mabuk, menghisap ganja hingga teler. Lebih fatal lagi, pemimpin mereka dihalalkan membunuh umat Islam lainnya dengan dalih jihad. Penyimpangan total terhadap Syariat Islam yang mereka lakukan menjadi alasan para ulama Syiah mendakwa mereka sebagai orang-orang murtad dan sesat.

Setelah dinyatakan bersalah dan sesat, kelompok Nizariyah meninggalkan Mesir dan pindah ke Syria. Kemudian, di sana kaum Nizariyah dikenal sebagai kelompok Hashshasin. Bahasa Inggris mengkonversi kata ini menjadi Assassins, artinya para pembunuh. Namun penegasan ini masih mengandung kontroversi. Hashshasin yang diartikan “penghisap ganja”, menurut beberapa pakar Bahasa Arab berasal dari kata yang artinya “penjaga rahasia-rahasia”.

Selanjutnya, dalam kendali kepemimpinan Hasan Bin Sabah, kelompok Assassins banyak melakukan serangan gerilya secara keji. Mereka menyerang kota Baghdad dari markas besar Lembah Alamut, di sebelah utara Persia. Mereka berusaha menggulingkan penguasa pada masa itu.

Dalam The History of The Assassins, Amin Maluf menjelaskan bahwa Hasan Bin Sabah adalah master budaya dan penyair yang menguasai sains modern. Hasan Bin Sabah berusaha keras membangun organisasi Assassins. Dia adopsi teknik-teknik Darul Hikmat di Kairo, Mesir. Dia berambisi memajukan organisasi yang dipimpinnya itu. Terbukti, setelah dua abad lebih, kelompok Assassins lihai membunuh musuh-musuhnya dengan racun dan senjata. Kelompok ini juga mahir melakukan serangan-serangan bawah tanah yang pernah menjadi momok di kawasan Timur Tengah.

Benteng Assassins Lembah Alamut menjadi salah satu legenda Persia yang terkenal dengan sebutan “ surga dunia”. Marco Polo terkesan akan kemegahan dan kemewahan Benteng Alamut. Usai perjalanannya melintasi benteng itu pada tahun 1271 M, dia menulis :

Di lembah elok itu, di antara dua gunung tinggi menjulang, dia (Hasan Bin Sabah) membangun taman-taman mewah. Di dalamnya tumbuh semua pohon berbuah ranum dan segala tumbuhan harum yang bisa dipetik. Istana-istana dengan ragam luas dan bentuk dibangun di setiap hamparan taman yang berbeda-beda. Istana-istana itu dihias batu emas. Di dinding-dindingnya bergelantungan lukisan-lukisan. Di jendela-jendelanya bermacam kelambu sutra mewah terpajang.

Di ruang-ruang istana, suguhan anggur, susu, madu, dan air bersih tersaji di tiap sudutnya. Penghuninya gadis-gadis cantik molek. Mereka semua pandai bernyanyi, memainkan berbagai alat musik, dan menari. Mereka semua manja serta memikat dengan sejuk.


Sebuah kastil kokoh, seolah mustahil dihancurkan menancap di gerbang. Dia ingin tak seorangpun masuk ke “surga dunia” itu tanpa izinnya. Itulah pintu masuk menuju lembah elok itu.

Hasan Bin Sabah merekrut para pemuda di wilayahnya sebagai pengikutnya dengan cara membius mereka dan mengangkutnya ke lembah itu. Setelah sadar, ternyata mereka berada di “surga dunia” itu. Pemandangan surga dunia dipamerkan kepada mereka. Segala kenikmatan bius mereka rasakan berbarengan dengan doktrin-doktrin sebelum akhirnya dilepas kembali ke tengah masyarakat.

Setelah para pemuda itu diculik oleh Hasan Bin Sabah untuk dijadikan murid, ketika itu mereka dicuci otak dengan berbagai merek dan tipe tipu daya. Akal sehat mereka menjadi hilang. Bagi mereka, sosok Hasan Bin Sabah adalah segalanya. Moto mereka kemudian : Tak ada larangan ! Semua halal !

Para pemuda “berotak baru” itu telah terbiasa dengan kenikmatan di lembah “surga dunia”. Akhirnya mereka merasakan dunia luar tak bernilai apa-apa. Mereka mabuk doktrin Hasan Bin Sabah. Setelah terbiasa dengan kemewahan, ketika mereka dikembalikan di lingkungan semula yang sarat dengan kerja keras dan hambatan-hambatan, timbul rasa ingin kembali ke taman surgawi Hasan Bin Sabah. Untuk mendapatkan lagi kenikmatan “surga dunia” itu, mereka halalkan segala cara dan rela meski nyawa sebagai taruhan.

Art of Imposture (seni menipu). Begitu Abdul Rahman menulis. Dia catat muslihat Hasan Bin Sabah ketika memerintah seorang murid terdekatnya yang memiliki loyalitas tinggi ditanam hingga leher. Kemudian murid yang hanya kelihatan kepalanya di atas tanah itu dilumuri darah segar. Tampaklah kepala itu tanpa tubuh. Sebelumnya murid terdekat itu dikabarkan terpenggal kepalanya di medan perang. Setelah murid loyal itu benar-benar tampak seolah mati, Hasan Bin Sabah mengumpulkan murid-murid barunya untuk menyaksikan kepala berlumur darah tanpa tubuh itu. Di depan murid-murid baru itu, murid loyal yang hanya tampak kepalanya di atas tanah itu mengabarkan kenikmatan surga.

Murid-murid barupun mendengar syair-syair palsu tentang surga yang terujar dari kepala berlumur darah itu. Indah dan menggiurkan. Mereka menyangka, seniornya itu telah masuk surga. Setelah Hasan Bin Sabah benar-benar yakin bahwa murid-muridnya telah terbius oleh tipu dayanya, dia memerintah mereka kembali ke “surga dunia”. Kemudian, murid yang ditanam hingga leher itu benar-benar dipenggal. Untuk menyempurnakan tipu muslihatnya, Hasan Bin Sabah memajang kepala itu di tiang ritual hingga selalu bisa disaksikan seluruh penduduk lembah “surga dunia”. Murid-muridpun terbius surga palsu.

Arkun Daraul dalam karyanya A History of Secret Societies, membagi kelompok rahasia pengikut Assassins menjadi tiga lapis. Pertama, para misionaris (Dayes), kedua para sahabat (Rafiq), ketiga adalah murid-murid yang teruji kesetiaannya, pecintanya (Muhibbin). Golongan terakhir adalah para eksekutor terlatih. Para muhibbin mencirikan diri dengan topi putih dan sepatu boot merah. Ketiga lapis kelompok Assassins, selain mahir menghunjam belati di dada korbannya, mereka juga menguasai bermacam bahasa. Ada kalanya mereka berdandan dan berperilaku seolah pendeta. Mereka juga berbaur dengan masyarakat dengan menjadi pedagang dan serdadu. Intinya, mereka siap menyamar apa saja sebagai kedok demi menjalankan misi dan meraih tujuan.

Kata sandi anggota Assassins adalah “dari surga”. Setiap ada “surat perintah jalan” untuk misi, eksekutor Assassins akan mendapat pertanyaan, “Dari mana asalmu ?” sang eksekutor pun menjawab,”Dari surga”. Setelah dipastikan, instruksi dimandatkan,” Bunuhlah fulan/fulanah. Setelah berhasil, kau akan kembali menghuni surga. Jemputlah kematian ! Karena para malaikat tak sabar mengangkatmu ke surga.”

Pengaruh Assassins menyebar ke seantero jagad hingga pertengahan abad 13. Setelah Hasan Bin Sabah terbunuh di tangan anaknya sendiri, Muhammad, kelompok Assassins mengalami kemunduran. Kemudian Muhammad juga dibunuh anaknya sendiri. Tahun 1256, markas besar Assassins, Benteng Alamut, jatuh ke tangan penjajah Mongol yang menandai akhir riwayat Assassins.

Pada awal abad 16, pemerintahan Ottoman yang berkuasa, menghancurkan pertahanan terakhir Assassins yang tak terkalahkan pada masanya. Perubahan besar ini menjadikan dinasti pemimpin Nizariyah Ismailiyah memodernisasi organisasinya. Agha Khan adalah tokoh utamanya. Kemudian mereka menghilangkan citra Assassins atau ‘pembunuh’. Organisasi yang berubah total ini mensyaratkan toleransi kepada sesama umat manusia sebagai lanskap kegiatannya dan melaksanakan perintah Al-Quran. []

Disalin dari Buku Secret Societies - 21 Organisasi Perusak Dunia, Michael Bradley, Rajut Publishing House, Jakarta, Juli 2008. Judul asli : The Secret Societies Handbook, diterbitkan oleh Octopus Publishing, London, 2005.

Kunjungi distributor buku : Lutfi Agency

baca selengkapnya...

Thursday, September 18, 2008

Kesabaran Seorang Pemuda Nasrani

Ini adalah salah satu kisah yang diceritakan Nabi Muhammad SAW kepada para sahabat beliau. Saya salin dari kitab Riyadus Shalihin Bab 3, tentang Sabar :

Dari Shuhaib r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ada seorang raja pada umat sebelum kamu, dia memiliki satu orang tukang sihir. Ketika dia sudah tua, dia berkata kepada raja: "Sesungguhnya saya telah lanjut usia, maka utuslah kepada saya seorang pemuda agar saya mengajarinya ilmu sihir." Maka raja mengutus seorang pemuda kepadanya untuk diajari sihir. Dan dalam perjalanan pemuda itu menjumpai seorang rahib (pendeta Nasrani), maka dia duduk kepada rahib dan mendengarkan ucapannya, ternyata dia terkesan. Maka apabila ia akan menemui tukang sihir, ia menemui rahib dan duduk kepadanya. Dan apabila mendatangi tukang sihir ia dipukulnya (karena mesti terlambat, pent.) Maka hal itu dia adukan kepada rahib. Rahib akhirnya berkata: "Kalau kamu takut tukang sihir maka katakanlah “Saya tertahan oleh keluarga saya”, dan apabila kamu takut pada keluargamu, maka katakan “Saya tertahan oleh tukang sihir."

Tatkala dia seperti itu tiba-tiba dia memergoki seekor binatang besar yang telah merintangi orang-orang. Maka dia berkata,” Hari ini saya akan mengetahui tukang sihir yang lebih afdhal ataukah rahib yang lebih afdhal?.” Maka dia mengambil sebuah batu kemudian dia berdoa,” Ya Allah, jikalau perkara sang rahib yang lebih engkau cintai daripada perkara tukang sihir, maka bunuhlah hewan ini sehingga orang-orang bisa berlalu.” Kemudian ia melemparkan batu itu, dia berhasil membunuhnya dan orang-orangpun bisa meneruskan perjalanan. Kemudian dia mendatangi rahib dan menceritakan (kejadian itu) kepadanya. Maka rahib berkata,” Hai putraku, engkau sekarang lebih utama daripada aku, perkaramu telah sampai pada apa yang aku lihat. Dan sesungguhnya engkau bakal diuji. Jika engkau benar-benar diuji maka janganlah engkau menunjukkan kepada aku.”

Dan adalah pemuda tadi bisa menyembuhkan buta bawaan, sopak, dan mengobati orang-orang dari semua penyakit (dengan izin Allah, pent.). Maka seorang buta yang dekat dengan raja mendengar hal itu. Akhirnya dia mendatangi pemuda itu dengan membawa hadiah yang melimpah, dia berkata,” Semua yang ada di sini adalah untukmu jika kamu bisa menyembuhkan aku.” Maka pemuda itu berkata, ”Sesungguhnya saya tidak bisa menyembuhkan seorangpun, sesungguhnyalah yang menyembuhkan itu adalah Allah Ta’ala. Jika anda beriman kepada Allah Ta’ala saya akan memohon kepada Allah, maka Dia pasti menyembuhkanmu.” Lalu orang itu beriman kepada Allah dan Allah Ta’ala membuatnya sembuh. Dia kemudian mendatangi raja dan duduk kepadanya sebagaimana selama ini duduk menemani raja. Maka raja bertanya kepadanya,” Siapa yang telah mengembalikan penglihatanmu ini ?”, dia menjawab,” Tuhanku dan Tuhan Anda adalah Allah.” Maka raja menghukumnya dan terus menyiksanya. Sampai akhirnya dia menunjukkan kepada pemuda itu. Pemuda itupun didatangkan, dan raja berkata kepadanya,” Hai putraku, sihirmu telah sampai pada tingkat menyembuhkan penyakit buta bawaan, sopak, dan engkau telah berbuat dan berbuat !” Maka dia menjawab,” Sesungguhnya saya tidak bisa menyembuhkan siapapun, sesungguhnya yang menyembuhkan itu adalah AllahTa’ala.” Maka raja menghukumnya dan terus menyiksanya hingga dia menunjukkan pada rahib. Rahib pun dihadirkan dan dikatakan kepadanya,” Tinggalkan agamamu !” Dia menolak, maka raja memerintah menghadirkan gergaji. Lalu gergaji itu diletakkan di tengah kepalanya, maka ia membelahnya hingga robohlah kedua belahan itu. Kemudian teman dekat raja dihadirkan dan dikatakan kepadanya,” Tinggalkan agamamu itu !” Diapun menolak, maka gergaji pun diletakkan di tengah-tengah kepalanya, dia membelahnya hingga ia robohlah kedua belahannya itu. Kemudian pemuda itu dihadirkan dan dikatakan kepadanya,” Tinggalkanlah agamamu !” Dia menolak, maka raja menyodorkannya kepada sekelompok sahabatnya. Dia berkata,” Pergilah, bawa ia ke gunung ini dan itu, dan jika kamu telah sampai pada puncaknya, maka jika dia meninggalkan agamanya (bebaskan dia) tetapi jika tidak maka lemparkanlah dia.”

Mereka membawanya pergi dan membawanya ke puncak gunung. Maka pemuda itu berdoa,” Ya Allah, cukupkanlah saya terhadap mereka dengan sesuatu yang engkau kehendaki.” Maka gunung pun bergetar menggoncang mereka dan mereka berjatuhan. Dia berjalan menuju raja. Maka raja bertanya kepadanya ,” Apa yang telah dilakukan sahabat-sahabatmu ?” Dia menjawab ,” Allah Ta’ala telah mencukupi aku terhadap mereka.” Maka raja menyerahkan kepada sekelompok sahabatnya dan bertitah,” Bawalah dia dan naikkan dia di atas sebuah perahu hingga ke tengah laut. Jika dia meninggalkan agamanya (lepaskan), jika tidak maka ceburkan dia.” Maka mereka membawanya. Dia berdoa,” Ya Allah cukupkanlah saya terhadap mereka dengan sesuatu yang Engkau kehendaki,.” Maka tiba-tiba kapalpun terbalik dan mereka mati tenggelam. Dia berjalan mendatangi raja. Raja bertanya kepadanya,” Apa yang telah dilakukan oleh sahabat-sahabtmu ?” Dia menjawab,” Allah Ta’ala telah mencukupi aku terhadap mereka.” Lalu dia berkata kepada raja,” Sesungguhnya Anda tidak bisa membunuh saya hingga Anda mau mengerjakan apa yang saya perintahkan kepada Anda.” Dia bertanya,” Apa itu ?.” Dia menjelaskan,” Anda kumpulkan orang-orang dalam satu tanah lapang dan Anda salib saya di atas pohon korma, kemudian ambillah satu anak panah dari tempat penyimpanan (kantong) anak panah saya, kemudian letakkan anak panah tepat pada tengah-tengah busur kemudian ucapkanlah,” Dengan menyebut nama Allah, Tuhannya pemuda ini”, kemudian panahlah saya, maka sesungguhnya jika Anda melakukan hal tersebut maka Anda pasti bisa membunuh saya.”

Dia lalu mengumpulkan orang-orang dalam satu tanah lapang dan menyalibnya di atas batang pohon korma. Kemudian dia mengambil satu anak panah dari kantongnya, kemudian meletakkan anak panah di tengah-tengah busur panah. Kemudian mengucapkan,” Dengan menyebut nama Allah, Tuhannya pemuda ini.” Kemudian dia membidikkan anak panah itu kepadanya. Maka anak panah itu tepat mengenai pelipisnya. Dia meletakkan tangannya pada pelipisnya kemudian meninggal. Maka orang-orang mengucapkan,” Kami beriman dengan Tuhannya pemuda ini.” Raja kemudian dihadirkan dan diberitahu,” Apakah Anda melihat apa yang dulu Anda khawatirkan ?, orang-orang telah beriman.” Maka dia memerintah menggali parit di mulut-mulut jalan yang ada di antara rumah-rumah. Maka paritpun digali dan api dikobarkan di dalamnya. Raja lalu berkata,” Siapa yang tidak kembali dari agamanya, maka lemparkan ia ke dalamnya.” Atau diperintahkan kepadanya,” Masuklah !” Mereka lalu melakukan hingga datang seorang wanita, bersamanya adalah seorang pemuda kecil miliknya. Wanita itu enggan untuk menceburkan diri di dalam api maka anak kecil itu berkata kepadanya,” Ibu bersabarlah, sesungguhnya engkau berada di atas yang benar.” (HR. Muslim)

baca selengkapnya...

Tuesday, September 9, 2008

Pengecut yang Perlu Kita Maklumi

Beberapa hari terakhir ini, blog saya kedatangan tamu yang sangat "istimewa". Melalui shoutbox dan komentar di blog amanah, dia mencoba berpromo kepada pembaca yang lain untuk masuk ke situsnya yang sangat provokatif. Saya katakan provokatif karena situs tersebut menjelek-jelekkan Islam dengan sangat keji. Dan lagi, dia tidak bisa adil dalam menyatakan pendapat di blognya, karena : 1. Identitas pribadinya disembunyikan, 2. Komentar atau tanggapan pembaca juga di-moderasi (yang nggak dia sukai, akan di-delete)

Kepada para pembaca, khususnya yang Muslim, saya sarankan untuk tidak membaca situs-situs seperti itu. Saya sudah sering membaca situs dan berdebat dengan orang semacam itu. Hanya rasa dongkol yang didapat, dan buang-buang energi saja. Saya ibaratkan, saat ini perjalanan kita sudah sampai pada suatu taman yang indah, sejuk, dan nikmat. Taman dimana semua orang menginginkan untuk berada di situ. Lalu tiba-tiba ada orang aneh yang yang berteriak-teriak kepanasan. Maka, sebaiknya kita abaikan saja celotehan orang majnun tadi. Kita doakan saja, semoga makhluk Allah yang tidak jelas asal-usul dan identitasnya ini segera diberi hidayah. Telah kita ketahui, bahwa beberapa orang yang awalnya membabi-buta memusuhi Islam, pada akhirnya justru akan menjadi pembela Islam yang tangguh. Dan yang meluluhkan hatinya biasanya bukanlah perdebatan dan perang logika yang meledak-ledak, namun hidayah Tuhan yang sederhana namun menghanyutkan. Kita tunggu saja kesaksiannya pada masa yang akan datang, Insya Allah ...

Terhadap keadaan kita sendiri, masih banyak yang harus kita pelajari lebih dalam lagi sebagai Muslim. Sudahkah Anda membaca Al-Quran, Tafsir Ibnu Katsir, Riyadush Sholihin, Bulughul Maram, Fathul Majid, Syamail Muhammad, Shahih Bukhari-Muslim, dll, yang merupakan kitab dasar yang seharusnya "wajib" kita pelajari ? (Saya sendiri baru mau sih) Maka, lupakan celotehan si majnun ini, dan mari segera cari dan baca kitab-kitab di atas. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa memikirkan dan mempersiapkan kehidupan akhirat. Amin

Sehubungan dengan almajnun di atas, saya pernah melihat kejadian lucu seperti ini. Saat itu saya sedang berada di suatu warung makan Padang. Saya lihat di meja sebelah saya ada sepasang muda-mudi yang juga sedang makan. Tiba-tiba, ada seorang laki-laki pejalan kaki di depan warung, yang tiba-tiba berhenti berjalan, lalu memelototi sepasang muda-mudi di meja sebelah saya, dengan pandangan mata yang menantang dan tubuh yang dicondongkan ke arah ruang dalam warung. Tentu saja sang pemuda yang dipelototi langsung emosi dan berdiri, hendak menghabisi orang aneh tadi. Apalagi dia sedang bersama teman wanitanya. Namun, beberapa detik kemudian akhirnya pemuda tadi sadar, bahwa orang aneh tadi ternyata orang gila, yang gilanya barusan saja (terlihat dari pakaiannya yang masih rapi dan kulitnya yang masih bersih). Ini diperkuat lagi oleh sang pemilik warung, yang mengatakan bahwa dia sudah beberapa kali melihat kejadian seperti itu di warungnya. Kontan saja si pemuda dan pemudi yang sempat emosi tadi langsung cengar-cengir dan duduk kembali melanjutkan makannya. Mungkin pikirnya, "Untung saya tidak ikut-ikutan gila dengan menanggapi orang gila tadi". Sedangkan the new orgill tadi lama-lama ngeloyor pergi setelah tidak mendapat tanggapan dari audiens. Kesimpulannya, jangan terpancing dan emosi dulu ketika mendapat provokasi dari orang lain. Lihat-lihat dulu siapa orangnya.

O ya, masih ada kaitannya dengan almajnun di atas, ada ulama yang pernah mengatakan (kurang lebih) : "Kalau ada orang buta yang mengatakan bahwa matahari itu berwarna hijau, mengapa kita harus mempermasalahkannya ?" Ya kita maklumi saja ...

baca selengkapnya...

Sunday, September 7, 2008

Terpikat Suara Azan, Tatiana Pilih Islam

Hidayatullah.com--“Sejuta kata-kata tak cukup untuk mengekspresikan bagaimana kecintaan saya kepada Allah. Inilah yang saya rasakan saat ini. Islam ibarat darah yang mengalir di sekujur tubuh hingga ke ujung jari saya. Ketika bercakap-cakap dengan Allah di dalam shalat, sangat indah,” kata Tatiana.

“Saya berterima kasih kepada Allah SWT atas hadiah yang sangat berharga ini, yakni menjadikan saya sebagai seorang Muslim. Sepanjang hidup kini hanya untuk memuji dan mensyukuri nikmat-Nya,” kata dia lagi.

Suka traveling

Sebelum seperti sekarang, perjalanan Tatiana menuju Islam cukup sederhana dan tidak melewati jalan yang rumit. Kadang dia mengaku sering tersenyum sendiri jika ingat perkenalan pertamanya dengan Islam. “Traveling adalah kesukaan saya. Kami sering bepergian sekeluarga dengan berkunjung ke berbagai negara. Negara-negara Muslim telah banyak pula jadi tempat liburan kami,“ akunya.

“Mesir merupakan negara terakhir yang pernah kami kunjungi. Budaya dan segala rupa keunikan masyarakatnya sangat berkesan di hati,“ kenangnya. Di sana pula pertama kali Tatiana bersentuhan secara dekat dengan mesjid. Namun waktu ke sana dia belum sempat masuk ke dalamnya. “Waktu itu saya mengira, karena bukan Muslim, dilarang masuk ke dalam mesjid,“ katanya.

“Tapi jujur saya katakan, ketika mendengar suara azan, saya merasakan getaran-getaran aneh dalam hati,“ aku dia. Ketika itu Tatiana seakan terhipnotis dan tak mendengar suara lain kecuali suara yang berkumandang melalui menara mesjid. Dia benar-benar terpikat dengan suara azan. “Yang lebih berkesan lagi adalah tatkala melihat orang-orang yang berkumpul di dalam mesjid, penuh dengan kesan kesatuan dan kasih sayang dikala mendirikan shalat. Hal itu hingga kini masih sangat berbekas dalam ingatan saya,“ katanya lagi.

Tertarik bahasa Arab

“Oya saat itu saya tidak banyak tahu tentang Islam. Sama sekali nol. Berbanding terbalik dengan apa yang telah saya ketahui hari ini,“ kata dia. Tatiana masih ingat, waktu ketika kembali dari Kairo, dia sangat tertarik sekali belajar bahasa Arab. “Secara tiba-tiba bahasa Arab menjadi salah satu bahasa yang paling indah di dunia,“ tukasnya. Sayangnya di kota tempat Tatiana tinggal tidak ada kursus yang menyelenggarakan bahasa Arab. Kala itu cuma ada bahasa Inggris dan Jerman.

Pernah pihak sekolah berencana membuka kelas bahasa Arab. Tapi dibatalkan. “Waktu itu mau masuk puasa Ramadhan. Rupanya sang guru yang berasal dari Arab, mau pulang liburan ke kampung halamannya. Makanya dibatalkan. Tentu saja saya kecewa berat,“ sambung Tatiana.

Beberapa lama dia vakum dari mempelajari bahasa Arab. Namun dia mengaku memang sangat “haus” untuk mempelajari Islam dan bahasa Arab secara lebih mendalam. “Tak lama saya mulai belajar Islam lagi, secara perlahan. Mulai dari awal sekali. Belajar melalui internet. Berbagai website tentang Islam saya telusuri. Begitu juga semua chanel di TV yang menyajikan acara tentang Islam dan Muslim tak pernah saya lewati,” tuturnya. Dia juga ikut sebuah forum khusus untuk wanita via internet. Ya melalui internet Tatiana banyak belajar Islam.

Ikut kelas Al-Quran

Ada juga beberapa warga Muslim Slowakia yang membantunya dalam memahami Islam. Pernah satu ketika seorang Muslimah asal Kosice memberitahukan akan ada kelas bahasa Arab dan Alquran. Kosice merupakan sebuah region di Slowakia yang memiliki luas wilayah 6.753 km² dan populasi penduduk 766.012 jiwa. “Muslimah itu cukup saya kenal wajahnya sebab sering tampil di acara talk show menceritakan tentang Islam dan Muslim,” kenangnya.

“Saya tentu saja tak menyia-nyiakan kesempatan itu dan segera mengirim email kepadanya memberitahukan keikutsertaan saya. Kami ketemu sepekan kemudian. Bukan main. Orangnya sangat ramah dan santun sekali. Wajahnya memancarkan kedamaian,” aku Tatiana lagi.

Satu sifat Tatiana, yakni dia selalu berprasangka baik terhadap orang lain. Jadi tak sulit baginya untuk belajar sesuatu yang baru. Tak ada rasa takut tentang die\sebut teroris, misalnya. “Saya belajar dari siapa saja. Saya hadir bersama rekan Muslimah tersebut ke kelas bahasa Arab. Tak berapa lama saya punya banyak kenalan baru. Saya hadir secara rutin dan sangat menikmati kelas Alquran,” katanya. Ketika itu dia belum masuk Islam lagi, namun tak menghalanginya untuk belajar Quran. Semua yang ada di kelas sangat respek dan membantu setiap kesulitan yang dihadapinya.

Selepas beberapa bulan kemudian kelas bahasa Arab berakhir. Tapi keakraban di antara mereka telah terjalin begitu kental. “Kami sering bertemu. Bahkan sering kami diskusi berjam-jam lamanya. Bagi saya hal itu sangat membantu untuk mengenal kehidupan Islam lebih dalam,” imbuh dia.

Waktu itu Tatiana masih ragu-ragu, antara masuk Islam dan tidak. “Saya masih menghadapi dilema soal itu. Tapi batin saya mengatakan itu bukan hal krusial. Yang paling penting sekarang adalah belajar mengenal dan mencintai Tuhan (Allah).

Saya bertanya kepada kawan-kawan Muslimah lainnya, kapan waktu yang tepat (untuk masuk Islam). Mereka secara diplomatis menjawab bahwa tanda itu nanti akan datang dengan sendirinya. Mereka menyebutnya dengan hidayah Allah.”

Keluarga Tatiana berlatar belakang Kristen Katolik. Namun dia mengaku tak ada seorang pun yang membimbingnya belajar agama. Praktis sejak kecil dia tak menganut agama apapun. “Ibu memberikan kebebasan bagi saya untuk memilih keyakinan. Dia tak memaksa. Semua terserah saya. Keluarga saya bahkan tak pernah pergi ke gereja,” katanya berterus terang Namun Tatiana mengaku, di antara anggota keluarga yang lain dialah yang lebih “alim”. “Saya merasa Tuhan itu ada dan dekat sekali.”

Waktu berlalu dan semuanya berjalan biasa saja, tak ada kejutan yang berarti. Saban hari Tatiana berdoa supaya Tuhan beri petunjuk kepadanya untuk jadi seorang Muslim.

Debar aneh

Pas musim panas Tatiana menghabiskan waktu liburannya di rumah nenek. Selepas liburan dan kembali ke rumah dia merasakan sesuatu yang lain dalam hati. Sesuatu yang amat “spesial“ itu hadir secara tiba-tiba. Spontan Tatiana teringat dengan kata-kata teman Muslimahnya:”Satu saat kamu akan dapatkan petunjuk dari-Nya.“

“Entah mengapa saya persis seorang anak kecil yang baru mendapatkan sesuatu. Mendadak saya merasakan gairah yang hebat untuk segera menjadi seorang Muslim. Tuhan serasa membimbing saya,” aku dia. Tatiana benar-benar ingin segera dekat dengan Yang Kuasa.

Dia percaya kebenaran telah datang. Allah telah kirimkan kepadanya. Tekad Tatiana sudah bulat. Dia tidak ragu-ragu lagi untuk memeluk Islam. “Saya yakin pilihan saya benar adanya. Jika Anda tanya kenapa, saya tak mampu menjawabnya. Tapi saya yakin dengan sinyal ini,” tukas Tatiana.

Bersyahadah

Tatiana memberitahukan rekan Muslimah yang pertama kali membimbingnya. “Tak berapa lama saya pun bersyahadah. Rekan-rekan memeluk saya dengan penuh kasih sayang. Saya merasa seperti “orang baru” di dunia ini. Seperti dilahirkan kembali. Menurut Alquran semua dosa-dosa masa lalu dihapuskan. Bak kain putih, tak ada noda lagi. Saya sudah siap untuk menjalani kehidupan baru ini,” kenangnya.

Pada awal keislaman, dia semakin banyak bertanya terutama hal-hal yang prinsipil dalam Islam. “Saya ingin tahu apa saja, dari nol. Jujur saja, keinginan untuk belajar sangat menggelegak ketika itu. Islam benar-benar telah “membangunkan” kehidupan baru bagi saya. Saya inginnya mendapat semua informasi, dari hukum-hukum hingga sejarah Islam dan bermaksud meneruskannya ke koleganya yang lain,” kata dia penuh obsesi.

“Contekan” shalat

“Oya usaha pertama saya untuk shalat sangat amatiran sekali. Tapi semuanya benar-benar keluar dari hati, bukan paksaan,” kenang dia. Ketika baru pertamakali belajar, dia menulis semua tatacara shalat di secarik kertas. Begitu juga dengan ayat Alquran, ditulisnya di secarik kertas. Jadi dia membaca “contekan“ di kertas tersebut sembari shalat. Bukan main. “Tahu tidak, sekitar tiga minggu kemudian saya sudah bisa mengerjakan shalat tanpa bantuan kertas itu lagi,” ujarnya senang.

“Saya selalu berdoa kepada Allah agar dimudahkan dalam belajar Islam,” tukasnya. “Islam agama yang sangat indah, “ kata dia lagi.

Di akhir penuturannya, dia berharap dapat terus dekat dengan Allah dan melakukan segala hal semata-mata karena perintah-Nya. “Menghindari larangannya, lalu memperlihatkan dan memberi contoh budi pekerti yang baik kepada orang lain. Hanya dengan cara itu kita bisa tunjukkan Islam yang sebenarnya,” tutupnya. [Zulkarnain Jalil/www.hidayatullah.com]

baca selengkapnya...

Gratis Rekaman Video Umroh dan Haji untuk Anda

Saya baru tahu, kalo ada blog yang merekam dan mendokumentasikan aktivitas Sholat jamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Alamat situsnya di www.haramainrecordings.com. Rekaman dilakukan terhadap setiap siaran langsung sholat lima waktu yang disiarkan oleh TV Saudi Arabia. Bagi Anda yang barusan Umroh atau Haji mulai tahun 2007, dapat men-download rekaman Sholat-nya di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi. Wah, keren ya...

Ternyata kamera-kamera yang nongkrong di tiang-tiang Masjid Haramain tersebut tidak hanya berfungsi untuk kepentingan security saja. Memang, saat kita ikut berjamaah di sana, kalo kita perhatikan, kadang-kadang kamera itu bergerak-gerak sendiri. Rupanya orang-orang TV Saudi yang mengoperasikannya.

Rekaman yang ditampilkan di situs tersebut hanya yang di"jahar"kan saja bacaannya oleh imam, yaitu Sholat Fajr/Shubuh, Maghrib, Isya, Jumat, dan Tarawih. Di situ ada juga beberapa info seputar Masjid Haramain. Silakan mengunjungi ...

baca selengkapnya...

Wednesday, July 30, 2008

Kesempatan Dakwah Untuk Penerjemah Muslim

by : Gene Netto

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Saya ingin mohon bantuan dari para penerjemah yang punya waktu kosong dan ingin berdakwah.

Setelah saya menulis artikel Sangat Dibutuhkan Situs yang Menjelaskan Ajaran Dasar Islam, ada seorang pembaca bernama Mas Cece yang ingin membantu para muallaf dengan cara membuat situs baru yang menjelaskan dasar-dasar Islam dalam bahasa Indonesia.

Karena sudah ada banyak sekali situs seperti itu di dalam bahasa Inggris, sepertinya cara yang paling mudah adalah menerjemahan teks yang sudah ada dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Cece sudah membuat situsnya, bisa dilihat di sini:


http://belajar-islam.cn/home/

Dan daftar situs yang menejelaskan Islam dalam bahasa Inggris sudah ada di blog saya.

Introducing Islam

A Brief Guide To Understanding Islam

Introducing Islam

Islam Door

The religion of Islam

IslamiCity

Juga bisa didapat dari blog saya: http://genenetto.blogspot.com/

(Lihat di sebelah kiri bawah, bagian: Learn About Islam.)

Buat yang ingin bantu, silahkan cari 1 artikel dari salah satu situs tersebut, dan hubungi Cece dulu. Jelaskan apa yang akan diterjemahkan. Cece akan membuat daftar biar 2 orang tidak mengerjakan terjemahan yang sama.

Setelah selesai, tinggal email kepada Cece dan dia akan upload ke situsnya.

Silahkan hubungi Cece untuk informasi lebih lanjut, atau silahkan hubungi saya juga.

Cece Yaya Sudarya : ceceys {at} gmail.com

Gene Netto : genenetto {at} gmail.com

Terima kasih kepada teman-teman yang bisa membantu.

Buat yang tidak punya waktu atau tidak sanggup membantu, tolong sebarkan email ini saja kepada teman-teman yang lain yang punya skil untuk menterjemahkan bahasa Inggris > Indonesia.

Semoga Allah memberikan kemudahan pada usaha ini.

[Mohon disebarkan]

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Gene Netto


baca selengkapnya...

Saturday, April 19, 2008

Download Ebook Islam Top Banget, Gratis

Di sidebar sebelah kanan blog ini, terdapat beberapa link untuk download beberapa ebook Islam gratis, yang saya kumpulkan dari beberapa sumber. Salah satu yang menurut saya paling lengkap dan bagus untuk Anda miliki adalah Alquran dan Hadits. Di situ terdapat ALquran lengkap dengan terjemahan Bahasa Indonesia, Pengenalan Ilmu Hadits, Kumpulan Shahih Bukhari, Kumpulan Shahih Muslim, Ringkasan Syarah Hadits Arbain, Bulughul Maram, 1100 Hadits Terpilih, Sejarah Singkat Beberapa Ahli Hadits, sampai Artikel tentang Hadits. Ebook ini bersumber dari Perpustakaan OPI milik Sofyan Efendi (http://opi.110mb.com).

baca selengkapnya...

Hidayah Islam di Tengah Australia Adelaide

Oleh : Agung Prabowo

Suatu hari teman saya, Islam Haneef was called me. How're u goin brother..? Good, pangestu nipun...my brother. Oohh, sory mate, gua sangka orang jawa ternyata Oz man. Temen gua ini pertama kali ketemu pas lagi shalat jum'at di Masjid Gilbert adelaide, yang merupakan salah satu masjid tertua di adelaide. Dengan perawakan yang tinggi besar serta janggut lebat, dia menceritakan bahwa tadi ada seorang gadis australian masuk Islam. Kebetulan gadis tersebut juga seorang mahasiswi di Universitas South Australia, di jurusan nursing. Sekarang dia lagi mencari tempat tinggal yang komunitasnya banyak orang islam. Sehingga kata Brother islam haneef, gadis oz mualaf tersebut bisa belajar tentang islam lebih banyak.

Alhamdulillah, kebetulan di tempat tinggal kami, ada unit/kamar kosong yang bisa ditempati oleh gadis oz mualaf tersebut. Setelah tinggal di lingkungan kami, gadis oz mualaf tersebut bukan hanya belajar islam dengan sungguh-sungguh bahkan menjadi asbab penebar hidayah bagi teman-teman student khususnya dikalangan wanita. Sehingga ada beberapa student indonesia (wanita) yang belum menggunakan Hijab/jilbab akhirnya menggunakan Jilbab. Wong gadis bule Oz yang baru masuk islam 10 hari aja langsung pakai jilbab, apalagi gua yang sudah Islam dari jaman Mbah buyut mungkin begitu kali ya.. pikir teman-teman cewek indonesia yang ada disini.

Di australia khususnya di adelaide, pindah agama bukanlah sesuatu yang krusial bagi orang australia. Pernah saya tanya kepada teman2 moslem brother Oz (aussie), apakah tanggapan keluarga ketika kalian memeluk islam. Mereka berkata, thats fine, as long as i become a good person. Malah banyak para Ortu disini senang anaknya masuk islam, karena telah menghentikan aktifitas anaknya dari clubbing, Mabuk-mabukan, drug, free sex dll.

Kembali ke gadis oz mualaf tersebut, namanya ialah zulaikha (stefanie gold), fotonya pernah saya posting pada tulisan yang lalu. Bayangkan dia ini terlahir dari bapaknya yang seorang yahudi ibunya inggris. Itulah kebesaran ALLAH SWT, merupakan hak prerogatif ALLAH untuk memberikan hidayah kepada siapa yang di kehendaki.

Iman bukanlah merupakan harta warisan, Orang tuanya beriman belum tentu anaknya beriman. Nabi nuh, dia seorang nabi tapi anaknya mungkar kepada ALLAH. Bukanlah hal yang sulit bagi ALLAH SWT melahirkan manusia-manusia moslem yang shaleh walaupun kedua orangtuanya adalah non moslem. Contoh lain Nabi Ibrahim, Ortunya pembuat berhala, anaknya "Ibrahim" menjadi nabi yang namanya di kenang sepajang masa

Itulah, Hidayah.. semua orang harus berusaha mencapainya. Kadang2 teman moslem brothers di australia ketika termenung di masjid meneteskan air mata, memikirkan nasib ke dua orang tuanya, kakak, adik dll yang belum beriman kepada ALLAH SWT. oleh sebab itu Mereka selalu berdo'a. Karena mereka telah mengetahui arti Iman yang sesungguhnya, kata salah seorang Moslem Brother disini "Kerajaan apapun seluas 7 benua dan samudera, suatu saat akan berakhir tapi Iman didalam dada adalah kekal selama-lamanya".

Ya..ALLAH kumpulkanlah kami ini beserta orang-orang yang mencintai ENGKAU dan Agama "ISLAM" ini di dunia dan Akhirat, amieee......n.

sumber : my cyber sketch

baca selengkapnya...

Monday, April 14, 2008

Islam & Mualaf di Australia Adelaide

by : Agung Prabowo

Sesuatu yang paling gw pengen temui di oz sini ialah, ketemu dengan muslim-muslimah Australian brother-sister. Melihat perkembangan islam di negara orang lain adalah suatu topik yang menarik buat gw. Karena Iman adalah sesuatu yang paling berharga di dunia ini, Kata ustadz disini kalau di dunia kita kurang Air, Makan, Udara paling2 ujung-ujungnya masuk kubur but kalau bawa Iman yang benar serta amal shaleh, Insya ALLAH masuk surga kekal selama-lamanya. Bandingkan kalau nggak ada Iman ujung2nya mati juga, tapi sengsaranya dunia akhirat kekal selamanya.

Kebetulan di tempat tinggal gua, ada suatu ruang kosong yang kita manfaatkan jadi mushala. Alhamdulillah, bule2 yang baru masuk islam/ mualaf di sekitar lingkungan kita jadi pada ikutan shalat berjama'ah lima waktu. So, The name of australian brothers yang ikutan memakmurkan mushala seperti Islam Haneef, AbdusSalam, Taha dll. Kita jadi bisa bertukar pengalaman tentang bagaimana mereka semua bisa mendapat hidayah dari ALLAH SWT.

Not only Australian moslem brothers, yang sister ada juga lo..., kebetulan malah tinggal di dekat rumah kita. Namanya Zulaikha (Stefanie Gold), dia ini orang brisbane kebetulan Ayahnya seorang Yahudi dan Ibunya orang Inggris. Gua pasang fotonya dech biar pada nggak penasaran, kebetulan fotonya bareng anak gua "Rara (Fathimah Azzahra) dan Foto anaknya sahabat kerja gua di STIKOM balikpapan Setyo Nugroho, Oh..iya nama puterinya "Nadya"
Susan Carland, nih..orang terpilih jadi australian moslem of the year, tapi dia tinggalnya di melbourne, sekitar 6 jam perjalanan dari tempat gua di adelaide, kalau drive. Pengalaman, beliau masuk islam merupakan hal yang menakjubkan. Dia ini masuk islam sekitar umur 19 tahun. Cuma sayang sekali, bagi para ikhwan-ikhwan yang ada di Indonesia, Susan Carland udach nikah tuch....

Insya Allah, untuk berikutnya gua akan posting lebih banyak lagi tentang keadaan masjid, Islam dan Mualaf khusunya di south australia.


sumber : agungcyber.blogspot.com

baca selengkapnya...

Saturday, April 12, 2008

Salahuddin Yang Bijaksana

Ending dari film Kingdom of Heaven (20th Century Fox). Film yang mengisahkan salah satu babak perang salib di Yerusalem.

baca selengkapnya...

Sunday, March 30, 2008

Kini, Saatnya Hadir TV Dakwah

Mencermati perkembangan penyiaran televisi nasional, kadang kita menjadi merasa sangat cemas. Betapa besar dan kuat pengaruh media yang satu ini terhadap manusia. Tayangan-tayangan hebatnya, setiap saat memborbardir pikiran dan kesadaran kita. Sayangnya, tidak semua pemilik TV Broadcasting memiliki kehati-hatian dalam memanfaatkan 'senjata yang mematikan' ini. Saat ini, TV secara umum bukan menggambarkan wajah Indonesia, tetapi lebih cenderung merupakan wajah segelintir masyarakat eksklusif (selebriti) yang secara kuat mempengaruhi dan membentuk pribadi-pribadi penonton Indonesia.

Sungguh suatu ironi. Konon lebih dari 90% penduduk Indonesia adalah Muslim. Namun hingga kini belum ada Stasiun TV yang berkonsentrasi pada penonton Muslim. Hanya sesekali saja Stasiun TV yang sudah ada menayangkan pengajian dan acara-acara Islami. Yang kemudian sesudahnya diwarnai dengan tayangan-tayangan aurat gratis dari para artis Indonesia tercinta.

Stasiun TV sendiri tampaknya masih diskriminatif terhadap tampilan para penyiar yang mengenakan jilbab. Sepanjang yang saya tahu, hanya Trans TV yang memiliki presenter berita wanita berjilbab. Di tempat lain, Sandrina Malakiano harus keluar dari bagian pemberitaan Metro TV setelah mengenakan jilbab. Apa salahnya dengan jilbab ? Bukankah itu hak asasi manusia. Cukup banyak perusahaan di Indonesia yang tidak menghargai hak asasi muslimah dalam mengenakan jilbab. Berangkat bekerja mengenakan jilbab, namun dilepas demi peraturan perusahaan saat jam kerja.

Kembali ke masalah TV. Saya rasa, 'keinginan pasar' tidak bisa dijadikan alasan dalam men-drive di-release-nya jenis-jenis tayangan yang cenderung vulgar. Dan jangan dikira pasar TV Dakwah akan sepi penonton. Perhatikan fakta ini :
1. Lebih 90% penduduk Indonesia adalah Muslim.
2. Jumlah jamaah haji terus membengkak dari tahun ke tahun. Artinya, orang yang serius dalam Islamnya terus bertambah. Kalo nggak serius, nggak mungkin berusaha keras untuk mengumpulkan ONH.
3. Fenomena novel dan film Ayat-Ayat Cinta yang kebanjiran penonton, menunjukkan betapa besarnya minat masyarakat terhadap sentuhan spiritual yang Islami.

Di Malang, ada DammaTV, stasiun TV bagi umat Budha. Hebatnya, kadang-kadang DammaTV menayangkan film dokumenter/pengetahuan karya Harun Yahya. Pernahkah Anda lihat tayangan Harun Yahya di TV lain ?

Ayo, para konglomerat Muslim, bangun stasiun TV Dakwah. Insya Allah, kalian akan mendapatkan dua kebaikan, yaitu kebaikan dunia (karena penontonnya tetap banyak) dan kebaikan akhirat.

baca selengkapnya...

How did you convert to Islam

baca selengkapnya...

Jordie Rosenbaum, Putri Yahudi

Oleh: M. Syamsi Ali

Siang itu the Islamic Cultural Center of New York agak sepi. Beberapa jamaah shalat zuhur sudah berdatangan, tapi adzan sendiri belum dikumandangkan. Saya masih menanda tangani beberapa berkas perkawinan untuk dikirimkan ke City Hall untuk mendapatkan “marriage certificate” bagi pasangan yang baru saja melangsungkan pernikahan di Islamic Center.

Tiba-tiba telpon saya berdering dan di seberang sana ada suara resesiionis menyampaikan bahwa ada seorang wanita yang ingin ketemu dengan saya. “Who is she?”, Tanya saya. “Probably she wants to know about Islam,” jawabnya singkat.

“Let her sit in the conference room,” pintaku.

Saya kemudian segera menyelesaikan menandatangani berkas-berkas perkawinan itu, lalu menuju ruang rapat. Di sana sudah menunggu seorang gadis yang masih relative muda berambut pirang. Nampak seperti asli Eropa. Dengan ramah, saya mengucapkan “selamat siang!”. “Morning sir!”, jawabnya singkat. Rupanya memang belum siang karena jam masih menujukkan pukul 11:53 pagi.

“How are, and what I can do for you?”, Tanya saya memulai percakapan siang itu.

“Hi, I am sorry that I am coming without an appointment?”, katanya singkat.

“Oh no, not at all! You don’t need to take an appointment to come to our mosque,” jawab saya.

Dia kemudian seperti menarik napas, memperkenalkan dirirnya “my name is Jordie!”. Dia kemudian bercerita panjang. Dia mulai mengatakan bahwa orang tuanya adalah petinggi agama Yahudi di kota New York . “My father is a businessman, and a board member of many Jewish congregation institutions or synagogues” , katanya terus terang.

Ibunya sendiri adalah seorang philanthropist, dan menurutnya menjadi kontributor besar pada acara-acara pengumpulan dana komunitas Yahudi. Juga anggota pada berbagai organisasi sosial dan wanita di kota New York .

“And so, what makes coming here today?”, pancingku.

Sekali lagi, dia bercerita panjang. Saya menangkap darinya bahwa dia adalah seorang gadis “brilliant” dan pemberani. “I am a graduate student at the NYU”, and also a Jewish activist”, katanya.

Dia menceritakan bagaimana kegiatannya di kampus, termasuk kegiatan-kegiatannya dengan kelompok agama lain, termasuk dengan pelajar Muslim. Salah satu yang selalu dia ingat adalah ketika kelompok mahasiswa Yahudi dan Muslim melakukan kerjasama bakti sosial di New Orleans setelah terjadi musibah badai Katherina ketika itu. “I really enjoyed the accompany of my Muslim friends at that time”, jelasnya.

“Are still connected with your Muslim friends?” tanyaku.

“Yes, in fact I learned a lot from them about Islam”, jawabnya.

“And so, who direct you to come to the Center?” tanyaku lagi.

Dia kemudian menjelaskan bahwa salah seorang teman kelasnya, sama-sama mengambil sosiology, bernama Katherine. Saya bercanda, asal bukan Katherine temannya “hurricane?” (badai).

Ternyata Katherine adalah seorang Amerika keturunan Spanyol, masih non-Muslim dan saat ini belajar di Islamic Forum for non Muslims. Setelah mereka berdua terlibat perbincangan tentang Islam, dan keduanya banyak merasakan nilai positif dari agama ini, Katherine menganjurkan kepadanya untuk menemui engkau. “She is a big fan of you”, candanya.

“Oh no! I am just a regular guy, employed by this Center”, kata saya.

Saya kemudian menanyakan beberapa hal tentang agamanya, Yahudi. Setiap kali menyebutkan konsep-konsep ketuhanan, saya menimpali dengan ayat-ayat Al Quran. “Really? That's amazing!”, serunya.

Dia belum pernah membayangkan betapa Islam dan Yahudi hampir mirip dalam konsep ketuhanan. Sehingga setiap kali ada poin yang dikemukakan mengenai Tuhan, saya cuma membacakan ayat-ayat dari Al-Quran.

Saya katakana, Al-Quran itu salah satunya berfungsi sebagai “musoddiqan” (untuk menegaskan kitab-kitab suci sebelumnya.

Setelah berputar-putar dengan berbagai konsep ketuhanan, kami kemudian mendikusikan hubungan Ibrahim dengan kedua anaknya. Dalam benak dia, memang Ishak itu memiliki status sebagai Nabi, tapi Ismail tidak diangkat sebagai Nabi Tuhan. Diskusi cukup inten dan hangat, bahkan sesekali terlibat perdebatan yang dalam.

Alhamdulillah, pada akhirnya setelah kita sama-sama merujuk ke Kitab Suci tentang para Nabi, dia mengakui bahwa memang ada sikap “prejudice” (curiga) dan diskriminatif dalam ajaran Yahudi. Bahwa yang mulia dalam konsep Yahudi hanya satu kelompok manusia yang digelari “Israelis” (Israelites). Manusia lain tidak terhormat, dan seharusnya menjadi hamba-hamba Israel .

Tanpa terasa adzan zuhur dikumandangkan. Kami berhenti sejenak. Tapi tiba-tiba Jordie nampak tersenyum dan mengatakan, “Jujur saja, Islam adalah yang benar!”, akunya.

“Saya sudah aktif di sinagog semenjak masih kecil, tetapi saya tidak pernah melihat satupun orang berkulit non-putih datang ke sinagog, jelasnya.

“If Judaism is really God’s religion, why it has to discriminate people on the basis of races?”, tanyanya.

Tanpa terasa, Jordie mempertanyakan berbagai hal mengenai agamnya.

“Jordie, how do you see the Prophets of God?” tanyaku.

“They must be the best people to receive and convey the revelation. Not only to convey, but they themselves lived by the revelation”, jelasnya.

Saya kemudian menjelaskan berbagai tuduhan Taurah terhadap Nabi-nabi Allah, termasuk Daud, Sulaeman, dll. Saya katakana, dalam Al-Quran tidak satupun Nabi dikisahkan dengan kisah-kisah yang menyakitkan. Justeru para nabi itu adalah orang-orang yang berjuang untuk melurukskan prilaku manusia. “Is it rational that the Prophet David slept with his neighbor’s wife, and plotted to kill him?”, tanyaku.

“Of course, not”, jawabnya.

“But Sister, it is there in Torah!”, jelasku.

Sejenak, nampak Jordie diam, memandang ke saya seperti terheran-heran.

“So, what do you think?”, tanyaku.

“Wow, I read those, but never realized that it’s so bad!” akunya.

Saya kemudian menjelaskan bahwa memang terkadang kita membaca Kitab Suci kita dan “we take it for granted”. Seolah semua sudah diterima begitu saja, dan tidak ada lagi keinginan untuk menyelami dan memahaminya. Selain karena sudah diterima sebagai “keyakinan” dan sudah menjadi “dogma”, juga karena keberagamaan kita bersifat turunan.

Jordie terdiam. Tiba-tiba saja dia angkat kepala dan tersenyum “Wow, I really did not realized that I have been trapped in that” (ikut membuta).

“So what do you think about Islam?” saya memancing kembali.

Dengan sedikit pelan dia mengatakan “I think this is the true religion”. Kali ini sepertinya dia tidak seagresif sebelumnya.

“Jordie, can I ask you something?” tanyaku.

“We are in the winter. You know what kind of cloth we need. If you have only on you, and in front of you a thick jacket, will you stay frozen or will you take the jacket to cover your self?”, tanyaku.

“Of course I must take the jacket”, jawabnya singkat.

“I know you have your religion. But your religion does not fit to save you, Jordie. Here Islam, the religion you believe as the true religion is to save you. Would you like to take it?”, tanyaku.

Dengan sedikit pelan, nampak agak ragu, tapi kemudian dengan tegas mengatakan “yes”.

Alhamdulillah! Tanpa saya sadari saya ucapkan itu. Rupanya Jordie juga sudah tahu betul tradisi itu.

Saya meminta agar Jordie berwudhu. Ditemani oleh seorang jamaah wanita Jordie mengambil wudhu, dan sebelum shalat dimulai (iqamah), Jordie yang nama akhirnya “Rosenbaum” itu saya bimbing mengikrarkan: “Laa ilaaha illa Allah-Muhammadan Rasul Allah.”

Pekik takbir para jamaah dilanjutkan dengan iqamah, dan Jordie pun memulai shalatnya yang pertama kali. Allahu Akbar!

New York, Maret 2008

Penulis adalah imam Masjid Islamic Cultural Center of New York. Syamsi adalah penulis rubrik "Kabar Dari New York" di www.hidayatullah.com

Copy Paste dari sini

baca selengkapnya...