Photobucket

Thursday, March 29, 2007

Masuknya Yahudi ke AS

Sumber : Yahudi Menggenggam Dunia, William G. Carr, Pustaka Al Kautsar, tahun 2005

KALAU kita menyimak sejarah Amerika modern, kita akan mengetahui asal-usul masuknya Yahudi, berawal sejak sejarah Amerika itu sendiri. Bahkan orang-orang Yahudi telah berusaha mengembangkan sayap pengaruhnya di bumi itu sebelum Amerika Serikat lahir sebagai negara, yaitu ketika Amerika masih terdiri dari 13 wilayah koloni Inggris. Mata para pemilik modal mulai mengincar koloni Inggris di Amerika setelah Benjamin Franklin, seorang tokoh Amerika terbesar tiba di London ia di sambut oleh para pemilik modal Yahudi yang telah menguasai perekonomian Inggris, seperti telah kita jelaskan sebelumnya.

Dalam dokumen Senat Amerika halaman 98 butir 33 terdapat laporan yang di tulis oleh Robert L.Owen, mantan kepala komisi bank dan keuangan dalam Konggres Amerika tentang pertemuan antar wakil-wakil perusahaan Rotschild dan Benjamin Franklin. Disebutkan antara lain, bagaimana para utusan Rotschild minta keterangan tentang sebab yang menurut hematnya bisa membuat perekonomian di koloni Amerika maju. Franklin menjawab pertanyaan itu dengan kata-kata sebagai berikut:
“Masalah itu tidak sulit. Kita akan mencetak mata uang kita sendiri, sesuai dengan kebutuhan yang dihajatkan oleh industri yang kita miliki.”

Menurut pengamatan Robert L. Owen, jawaban Franklin itu langsung membuat kelompok Rotschild tertarik untuk memanfaatkan kesempatan itu untuk memetik keuntungan besar. Itulah yang tampak pada awal mulanya, bahwa mencetak mata uang sendiri bagi koloni Inggris di Ameriak merupakan larangan hukum, agar koloni itu tetap menggantungkan sistem keuangannya pada Bank Inggris.

Sementara itu, Amschell Mayer Rotschild masih tinggal di Jerman mengurusi perusahaanya. Ia merekrut tentara profesional sewaan Jerman, dan mengirimnya kepada pemerintah Inggris dengan imbalan sebesar $ 8 untuk setiap orang. Pengaruh Rotschild dan kondisi Pemerintah Inggris telah memungkinkan untuk meluluskan tuntutan koloni Amerika untuk mencetak mata uangnya sendiri. Undang-undang itu lahir, dan pemerintah Inggris di Amerika segera melaksanakan undang-undang itu. Pemerintah Inggris menyerahkan kembali seluruh aset milik Amerika yang di simpan di Bank Inggris, sebagai pengembalian deposito sekaligus dengan bunganya yang segera akan dibayar dengan mata uang baru. Apa akibat dari langkah tersebut? Kita serahkan jawabannya kepada Benjamin Franklin sendiri, yang sampai sekarang masih tersimpan dalam dokumen Kondres nomer 23, berbunyi sebagai berikut:

“Perkembangan situasi berbalik 100% dalam jangka waktu satu tahun, setelah di sahkannya undang-undang itu. Masa-masa makmur telah berakhir, dan berubah menjadi krisis ekonomi yang parah, sehingga jalan-jalan di koloni itu penuh dengan gangguan. Bank Inggris telah menolak menerima pembayaran lebih dari 50% dari nilai mata uang Amerika, seperti yang berlaku sesuai dengan undang-undang baru. Dengan kata lain, mata uang Amerika anjlok sampai 50% nilainya.”

Para analis sejarah sepakat mengambil kesimpulan, bahwa sebab timbulnya revolusi Amerika untuk menentang pemerintah Inggris adalah menyangkut masalah ’Pajak Teh’ yang terkenal itu sedang Benjamin Franklin adalah salah satu figur terkemuka dalam revolusi Amerika. Para analis memberikan komentar mengenai sebab-sebab itu sebagai berikut:

“Sesungguhnya Amerika Serikat bersedia sepenuhnya untuk menerima beban pajak tambahan itu, atau yang sejenisnya, seandainya Inggris tidak mencabut undang-undang tentang hak untuk mencetak mata uang bagi koloni Ingris di Amerika, yang menyebabkan timbulnya pengangguran dan resesi ekonomi di seluruh koloni. Orang tidak tahu, bahwa sebenarnya lahirnya beban pajak baru yang mengeruhkan ekonomi Amerika oleh Inggris disebabkan oleh adanya pemeras internasional yang mencekik perekonomian Inggris. Sedang revolusi pada waktu itu belum pecah. Perlawanan bersenjata yang pertama antara pasukan revolusi melawan pasukan Inggris baru di mulai pada 19 April 1775. kemudian timbul peristiwa lain yang tidak perlu kita ceritakan disini, hingga terpilihnya Geoge Washington sebagai panglima revolusi. Konggres mengeluarkan deklarasi kemerdekaan pada tahun 1776.”

Setelah usai perang revolusi, para pemilik modal internasional tetap berusaha lewat perwakilan mereka, untuk memperjuangkan lahirnya undang-undang tentang hak mencetak uang. Para tokoh kemerdekaan Amerika menyadari bahaya yang mengancam, dan bersikap waspada terhadap persengkokolan para pemilik modal itu. masalah ini bisa di ketahui dari dokumen mengenai suasana pertemuan yang diadakan di kota Philadelphia tahun 1787, yang dikenal dengan ”Pertemuan para bapak pendiri Amerika Serikat”. Teks kelima bagian 8 pada butir pertama undang-undang Amerika berbunyi:
“Konggres adalah satu-satunya lembaga yang punya wewenang mencetak mata uang, dan mengeluarkan undang-undang yang bertalian dengan peraturan mengenai nilainya.”

Langkah yang diandalkan oleh para pemilik modal internasional adalah konservatif mereka, yaitu menggunakan perusahaan terselubung. Para direktur Bank Inggris telah memilih wakil mereka di Amerika pada tahun 1780, yaitu seorang tokoh penting bernama Alexander Hamilton, yang muncul berkat propaganda Yahudi, sehingga namanya bisa mengorbit sebagai salah satu pejuang kemerdekaan. Ia mengusulkan gagasan untuk mendirikan Bank terpadu yang punya wewenang untuk mencetak mata uang, dan sekaligus berwenang mengawasi itu, sebagai ganti wewenang pemerintah. Di samping masalah bank itu, ia juga mengajukan usul, agar lembaga dikelola swasta. Untuk modal bank itu dibutuhkan uang sebesar 12 juta US Dolar, 10 juta Dolar diantaranya akan diambilkan dari Bank Inggris, sedang sisanya ditawarkan kepada investor Amerika sendiri.

Menjelang akhir tahun1783 Hamilton dan partnernya Robert Morris berhasil mendirikan Bank Amerika yang dimaksud. Morris, seorang analis keuangan dalam Konggres Amerika telah berhasil mengawasi keuangan dan perbelanjaan pemerintah Amerika, sehingga membuat kas negara jatuh dalam keadaan krisis keuangan yang parah pada saat perang kemerdekaan usai. Masalah ini membuktikan dengan jelas, bahwa taktik yang dipakai oleh kekuatan terselubung adalah dengan memanfaatkan perang dan kaki-tangan. Morris melangkah lebih jauh lagi. Ia mengeluarkan uang kas negara yang masih tersisa sebanyak $250 ribu untuk didepositokan daalm Bank Amerika, karena para direktur Bank Ameriak merupakan orang-orang wakil Bank Inggris yang konsekuensi logisnya adalah, bahwa kelompok pemilik modal Yahudi yang telah menguasai Bank Inggris berarti juga menguasai Bank Amerika.

Melihat adanya bahaya kelompok Konspirasi Yahudi terhadap amerika, para tokoh revolusi kemerdekaan terutama Benjamin Franklin sendiri terpanggil untuk ikut campur dalam Konggres dan mereka berhasil membatalkan wewenang Bank Amerika untuk mencetak mata uang. Bank Inggris yang telah menguasai Bank Amerika adalah pihak yang telah menyebabkan timbulnya krisis keuangan di bawa pengawasan Robert Morris itu.

Para pemilik modal tidak putus asa atas kegagalan sementara ini. Bahkan mereka mengeluarkan instruksi kepada kaki-tangan mereka agar melipat-gandakan usaaha dengan menunggu saat yang tepat. Mereka akhirnya berhasil mengorbitkan Alexander Hamilton sampai pada kedudukan Menteri Keuangan Amerika. Kedudukan itu memungkinkan Hamilton mendapatkan persetujuan Pemerintah Amerika untuk memberikan wewenang mencetak mata uang berdasarkan jumlah ilai pinjaman negara dan swasta. Hamilton mengungkapkan alasan kepada pemerintah, bahwa mata uang yang di keluarkan oleh konggres dan nota jaminan pinjaman nasional tidak akan ada harganya di luar negeri. Sedang nota jaminan pinjaman nasional dan swasta yang dikeluarkan oleh bank bisa di pergunakan dalam berbagai bentuk transaksi dengan pihak luar negeri. Modal baru telah ditetapkan bagi bank sebesar $ 35 juta, dengan catatan yang $ 28 juta diambil dari investor Eropa. Padahal, keuangan Eropa berada di tangan Rothschild.

Kini tiba saatnya Hamilton memetik buah sebagai balasan setimpal atas ulah dan perbuatannya. Ibarat domba yang dipelihara, dan setelah gemuk dipotong. Menurut dugaan, Hamilton telah mengetahui liku-liku konspirasi lebih banyak daripada yang dikehendaki mereka. Terjadilah persaingan keras antara Hamilton dan seorang Yahudi profesional bernama Aron Pour, sehingga Hamilton mendapat giliran yang menyedihkan.

Manuver untuk bisa mengontrol pencetakan mata uang Amerika mengakhiri satu tahap kegiatan Konspirasi di Amerika. Langkah berikutnya yang ditempuh oleh para pemilik modal internasional adalah bagaimana menguasai perekonomian Amerika. Tahap ini dimulai dengan gerakan manuver amat luas, yang dilakukan oleh kelompok Rotschild dengan mengeluarkan instruksi kepada agen-agen mereka di Amerika, agar mereka menggalakkan propaganda besar-besaran mengenai kemakmuran dan kesejahteraan bagi prospek bangsa Amerika. Instruksi itu juga ditujukan kepada para direktur Bank Amerika untuk memberikan pinjaman lunak, agar bangsa Amerika tergiur untuk memanfaatkan tawaran itu. Tidak ayal lagi, bangsa Amerika segera memanfaatkan pinjaman itu untuk membiayayi proyek-proyek baru yang tumbuh seperti jamur di musim hujan. Setelah perkembangan mencapai titik tertentu, kelompok Rotschild mengeluarkan instruksi rahasia agar tawaran pinjaman itu segera di hentikan, dan agar jumlah yang beredar di pasaran dibatasi. Tentu saja ini memyebabkan krisis ekonomi yang parah, dan mengakibatkan lumpuhnya perekonomian Amerika. Proyek yang dibangun atas biaya pinjaman dari bank itu. Peristiwa ini bukan tidak mendapatkan tantangan dari rakyat Amerika. Tiga tokoh Amerika, yaitu John Adams, Thomas Jefferson, dan Andrew Jackson, yang kelak menjadi presiden Amerika merupakan tokoh-tokoh terkemuka yang mempermasalahkan krisis ekonomi tadi. Berikutnya adalah beberapa kalimat yang ditulis oleh Jefferson kepada Adams:

“ Saya yakin sepenuhnya, bahwa lembaga-lembaga keuangan ini lebih berbahaya bagi kemerdekaan kita dari pada serbuan pasukan musuh. Lembaga keuangan itu juga telah melahirkan sekelompok aristokrat kaya yang kekuasaannya mengancam pemerintah. Menurut hemat saya, kita wajib meninjau hak mencetak mata uang bagi lembaga keuangan ini, dan mengembalikan wewenang itu kepada rakyat Amerika sebagai pihak yang paling berhak. “

Kritik terbuka seperti itu membuat para pemilik modal menjadi barang, mengingatkan kepada mereka tentang masa suram yang akan segera datang, berkenaan dengan masa perpanjanggan wewenang Bank Amerika pada tahun 1811, apabila hal itu dibatalkan. Nathan Rotschild kemudian segera mengambil sikap dengan mengancam presiden Amerika secara pribadi, yang ketika itu dipegang oleh Andrew Jackson, yang isinya sebagai berikut:
“ Hanya ada dua pilihan, yaitu memeperpanjang wewenang atau menolak. Dan ketika itu Anda akan melihat Amerika Serikat terperosok ke dalam kancah peperangan yang dahsyat.”

Kekuatan Konspirasi telah lama menggunakan taktik busuk dengan meniupkan api perang untuk menghancurkan para pemimpin dan kepala negara yang menentang para pemilik modal uang menghadang perjalanan Konspirasi. Akan tetapi Presiden Jackson tidak memperdulikan gertakan tersebut bahkan berganti menantang utusan itu. Kemudian utusan itu kembali dengan jawaban:

“Anda sekalian tidak lain adalah kawanan perampok dan ular. Kami akan menghancurkan kalian, dan bersumpah akan menghancurkan kalian.”

Rupanya para pemilik modal benar-benar akan melaksanakan ancaman mereka. Tidak lama kemudian mereka mendesak pemerintah Inggris dengan menekan lewat Bank Inggris untuk menyerbu Amerika pada tahun 1812. Tujuan Nathan Rotschild yang paling utama adalah menguras kas pemerintah Amerika, akibat biaya perang yang di butuhkan, sehingga tidak ada jalan lain kecuali mencari dana dari pinjaman luar negeri. Sedang tumbal manusia dan kehancuran akibat perang bukanlah harus di pikul oleh Nathan Rotschild. Program ini benar-benar terlaksana, dan akhirnya konggres mengesahkan perpanjangan wewenang Bank Amerika itu tahun 1816.

Kunjungi juga :
1. http://www.kautsar.co.id
2. http://www.freemasonrywatch.org

No comments: