Photobucket

Tuesday, January 15, 2008

Perbedaan Perspektif Yudeo-Kristen dan Islam, Mengenai Yahudi, Kristen, dan Islam

Potongan dan Cuplikan dari buku Salib di Bulan Sabit, Dr. Jerald F. Dirk (mantan diaken di Gereja Metodis Bersatu), Serambi, Jakarta, Desember 2003.

Salah satu kendala utama untuk berkomunikasi efektif di antara manusia adalah ketika satu pihak menganggap dirinya berbicara dengan bahasa yang sama, tetapi tidak menyadari fakta bahwa sebagian kata kunci dan konsep terpenting dari percakapannya itu memiliki makna yang sangat berbeda bagi orang lain. Salah satu pihak dalam percakapan tersebut akan cepat menyimpulkan bahwa pihak lain tidak memahami apa yang tengah didiskusikan, tetapi tidak menyadari bahwa kata-kata yang mereka gunakan tidak memiliki makna yang sama bagi keduanya.

Jenis kekurangan komunikasi yang spesifik ini sering ditemui ketika orang dari latar belakang keagamaan yang berbeda mendiskusikan hubungan antara Yahudi, Kristen, dan Islam. Setiap peserta diskusi membahas berdasarkan definisi yang ber
beda mengenai Yahudi, Kristen, dan Islam, tergantung pada latar pendidikan atau pelatihan keagamaan masing-masing. Akhirnya, muncul pemahaman yang berbeda bagi masing-masing pembicara mengenai asal-muasal agama yang diperdebatkan itu.

Sampai batas tertentu, agaknya aneh bahwa para pemeluk ketiga agama ini mengalami begitu banyak kesulitan untuk berkomunikasi satu sama lain, padahal mereka memiliki banyak warisan bersama. Mungkin semua ini dise
babkan oleh kebingungan mengenai warisan bersama tersebut. Ketika seseorang dihadapkan dengan konsep yang sangat berbeda, yang tidak memiliki hubungan dengan kerangka pikir dan gambaran dunia yang khas bagi dirinya, ia terpaksa mengakomodasi konsep baru tersebut, kemudian mengembangkan sebuah kerangka pemikiran untuk memahami konsep yang diperdebatkan itu. Namun, ketika seseorang dihadapkan pada sebuah konsep yang sangat akrab dengannya, tetapi digunakan dengan cara yang sedikit berbeda, maka muncullah godaan untuk mengabaikan perbedaan-perbedaan itu atau mengasimilasikan konsep tersebut dengan kerangka pemikiran individual yang sudah ada sebelumnya. Dalam kasus lain, penggunaan konsep itu mengalami distorsi. Sebagaimana diketahui, mungkin jauh lebih mudah, misalnya, bagi orang Kristen untuk mengembangkan pemahaman yang cukup akurat mengenai Hinduisme advaitistik daripada mengenai Islam.
...lompat...

PERSPEKTIF YUDEO-KRISTEN
Menurut perspektif Yudeo-Kristen, Islam belum eksis hingga kerasulan dan dakwah Muhammad pada abad ke-7 M. Mula-mula Muhammad digambarkan sebagai anti-Kristus oleh banyak umat Kristen. Tetapi citra Muhammad kemudian mulai digambarkan secara lebih baik di kalangan unsur-unsur pendeta dan sarjana Kristen tertentu. Namun demikian, perspektif Yudeo Kristen pada umumnya masih memahami bahwa Islam dimulai dengan Muhammad, dan Muhammad menciptakan Islam dengan sebagian besar meminjam [konsep dan ajaran] dari Yahudi rabbanik dan Kristen. Dengan memerhatikan peminjaman yang diduga berasal dari agama Kristen, secara tradisional diyakini bahwa [ajaran] Muhammad sebagian besar mengambil dari ajaran-ajaran gereja Timur dan dari pelbagai tulisan apokrif Kristen. Dus, dari perspektif Yudeo-Kristen, Islam dimulai pada abad ke-7 M sebagai penggabungan Yahudi dan Kristen.

Ringkasnya, perspektif Yudeo-Kristen meletakkan rangkaian evolusi berikut mengenai Yahudi, Kristen, dan Islam. Yahudi primitif atau proto-Yahudi bisa ditelusuri jejaknya hingga perjanjian primitif antara Allah dan Nuh. Namun demikian, Yahudi nyatanya memiliki asal muasalnya saat diadakan perjanjian antara Allah dan Ibrahim, sebuah perjanjian yang secara eksklusif diwarisi oleh Ishak, kemudian oleh Yakub, dan kemudian oleh bangsa Israel. Perjanjian tersebut kemudian dirumuskan ulang oleh Musa. Sejak saat itu, Yahudi sebagai agama yangberkembang penuh pun dimulai. Yang terpenting bagi pemeliharaan Yahudi sebagai sebuah praktik keagamaan yang khas adalah kultus kuil, dengan fokusnya pada tindakan pengorbanan di Kuil Sulaiman di Yerusalem. Setelah itu, banyak bangsa Israel yang menyimpang dari ketaatan terhadap perjanjian tersebut, kemudian Allah mengutus para nabi untuk menegaskan kembali perjanjian Musa, tetapi tidak menambah maupun memodifikasinya. Keadaan tersebut terus berubah hingga perjanjian baru dengan Kristus, yang menjadi asal kemunculan agama Kristen. Hampir enam ratus tahun kemudian, Muhammad, yang banyak meminjam dari ajaran Yahudi rabbanik dan dari agama Kristen, menciptakan agama Islam. Ihtisar singkat ini secara grafis diilustrasikan secara lebih rinci dalam Tabel 1 di bawah.

...lompat...

PERSPEKTIF ISLAM
Perspektif Islam meneguhkan evolusi berurutan dari Islam, Yahudi, dan Kristen. Islam dimulai dengan Adam. Ia berkembang sesuai dengan wahyu-wahyu progresif yang diberikan Allah kepada para nabi-Nya. Evolusi Islam ini menemukan titik puncak kesempurnaannya dalam wahyu terakhir Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad.

Sejak semula, di antara keturunan Nabi Yakub, pelbagai distorsi atas pesan dasar Islam dikodifikasikan dan diritualisasikan, yang akhirnya memunculkan agama Yahudi. Nabi-nabi sebelumnya untuk bangsa Israel terus-menerus memberi peringatan kepada bangsa Israel dan orang-orang Yahudi untuk kembali pada Islam, dan untuk meninggalkan penyimpangan-penyimpangan mereka. Di antara nabi-nabi tersebut, yang kenabiannya terbatas untuk bangsa Israel dan umat Yahudi, adalah Isa (Yesus sang Juru Selamat atau Kristus, dan putra Maryam Sang Perawan).

Namun demikian, pesan dan kenabian Isa juga didistorsi, sehingga memunculkan konsep-konsep seperti putra Tuhan, penyaliban, dan konsep Tuhan trinitarian. Distorsi atas pesan Isa ini oleh Paulus Tarsus dan lainnya dikodifikasi sebagai agama Kristen. Ikhtisar singkat ini disuguhkan secara grafis dalam Tabel 2 di bawah.



Kunjungi penerbit : Serambi

11 comments:

Anonymous said...

"Muhammad, yang banyak meminjam dari ajaran Yahudi rabbanik dan dari agama Kristen, menciptakan agama Islam"

Menciptakan?

Anonymous said...

Namanya juga perspektif mereka Mas, ya begitulah ...

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Anonymous said...

muhammad membenarkan kata-kata Isa dan Musa....bukan meminjam...bahkan Isa dan Musa mengiktiraf kehadiran muhammad...

Anonymous said...

Sebuah buku yang berusaha untuk menjembatani Kristen dan Islam.

Hmmm, bersyukur juga ada manusia yang tidak fanatik.

Salam,

http://imankristen.wordpress.com/2008/08/22/kebenaran-sejati/

Anonymous said...

Saya Rasa perlu adanya perspektif yang lebih detail lagi, kenapa musti loncat...loncat...Mas.
Jika perlu anda sertakan dengan Penguatnya. (contohnya:dasar apa anda menceritakan hal diatas)!!
Thks.

Anonymous said...

@ m rajab hulu.
Di awal tulisan, sudah saya sampaikan bahwa artikel ini sekedar cuplikan (ketik ulang) dari buku yang saya baca. Untuk perspektif yang lebih detail, silakan Anda baca di bukunya.

Adapun lompat2 itu, agar saya tidak terlalu banyak ngetiknya. Saya ambil yang menurut saya ada pointer2 yang menarik untuk disampaikan...

Anonymous said...

kepada amanah, sebaiknya comment dalam 'Perbedaan Perspektif Yudeo-Kristen dan Islam, Mengenai Yahudi, Kristen, dan Islam' yang menyebutkan nama [SYAHHUL HAMID] dihapus semua atau [SYAHHUL HAMID] saja untuk menghindari fitnah atas diri saya. buat saya sih LAKUM DI NUKUM WALIADIN. thanks Alot

Anonymous said...

Ya Mas, sudah saya hapus.

Anonymous said...

THANKS YA

Anonymous said...

Hampir semua orang penganut Kristen atau Islam yang bukan hanya agama KTP sering mempertikaikan eksistensi ragawi Yesus Kristus / Isa Putra Maryam. Hati-hati dan waspadalah pada nabi palsu. Jika kenabiannya hanya mencari kepuasan dan keuntungan pribadi atau golongannya saja, serta menghakimi bahwa orang lain salah, itu pasti nabi palsu. Pakai mata, pakai otak, pakai hati, niscaya akan menemukan kebenaran hakiki.