Photobucket

Sunday, January 13, 2008

The Federal Reserve, Badan Swasta Pencetak Dollar

Cuplikan ke-2 dari buku Satanic Finance, A. Riawan Amin, Celestial Publishing, Jakarta, 2007. Perhatikan bacaannya, karena penulis menuturkan dengan menggunakan 'sudut pandang setan'

Siapa yang bisa memaksakan kertas berharga emas ? Siapa yang bisa menulis cek kosong tanpa pernah dikomplain ? Tidak lain adalah The Federal Reserve System atau disingkat Federal Reserve atau lebih pendek lagi The Fed. Bagaimana cek kosong itu bisa dikeluarkan, semuanya biarlah menjadi rahasia kami. Tapi biarlah, sesekali agen kami menuturkan sendiri cara cerdasnya "menipu" manusia-manusia dungu lainnya:

Ketika Anda atau saya menulis selembar cek, harus ada dana yang cukup untuk mendukung cek itu. Tapi ketika The Fed yang menulis cek itu, tidak perlu ada deposit bank yang dipakai untuk mendanai. Sebab, ketika The Fed menulis cek, itu sama saja dengan mencetak uang. (Lihat di www.freedomdomain.com/bankquot.html)

Di bawah payung Federal Reserve Act, 1913, The Fed lah yang berhak menerbitkan dan mencetak dolar. Bukan Departemen Keuangan (U.S. Treasury). Di sinilah letak keanehannya. Sebuah institusi yang memiliki otoritas untuk mencetak uang, tapi bukan dimiliki oleh negara. Sebaliknya, oleh sekelompok pemilik swasta. Inilah keuntungan dan keberhasilan kami para setan yang paling menentukan. Karena kami punya ruang yang longgar untuk memastikan kolega manusia kami bisa melakukan eksploitasi atas sesamanya. Kesempatan untuk memonopoli kepentingan keuangan global, atas nama warga Amerika

Warga Amerika boleh jadi bangga karena mata uang mereka, melalui The Fed, menjadi mata uang internasional yang paling berpengaruh. Namun ada juga anggota kongres yang mencium rencana-rencana jahat kami dengan menyebut The Fed sebagai tukang monopoli. Louis T. McFadden, Chairman of The Committee on Banking and Currency, pada tanggal 10 Juni 1932 mengungkapkannya kepada publik :
Sebagian orang mengira The Fed adalah institusi pemerintah AS. Mereka bukan institusi pemerintah. Mereka hanyalah swasta yang memegang monopoli kredit yang menerkam rakyat Amerika untuk keuntungan diri mereka sendiri dan penipu yang menjadi rekanan mereka.

Laiknya negara besar, AS memiliki banyak negarawan dengan visi jangka panjang. Termasuk negarawan yang memiliki visi bagaimana keuangan semestinya dikelola. Bahkan sebelum The Fed didirikan, beberapa diantaranya mengingatkan bahayanya ketika institusi bank yang menerbitkan uang diserahkan kepada segelintir orang. Mereka bisa bertindak bukan atas nama dan kepentingan negara, tapi bergerak untuk mengeruk profit memenuhi pundi-pundi keuangan mereka sendiri. Presiden Andrew Jackson (1836) dengan tegas mengingatkan : "Jika Kongres memiliki hak (kenyataannya tidak) untuk menerbitkan uang kertas, maka hak itu semestinya diberikan kepada mereka sendiri untuk digunakan oleh (pemerintah) dan bukan untuk didelegasikan kepada individual atau korporasi."

Berbeda dengan presiden AS ke-7 itu, Presiden AS ke-3, Thomas Jefferson, seperti dikutip di awal bagian ini, menyatakan institusi bank bisa jauh lebih berbahaya ketimbang tentara musuh. Karena itu, Jefferson merekomendasikan agar kekuasaan untuk menerbitkan uang dicabut dari bank dan diberikan kepada mereka yang lebih berhak.

Pernyataan itu tidak kami sukai. Dengan mengembalikan penerbitan uang dan kredit kepada mereka yang bisa menggunakannya untuk atas nama negara, maka peluang kami untuk memecah belah, melakukan keonaran dan merekayasa kekacauan keuangan global, bisa ditekan. Namun untunglah peringatan para mantan presiden itu hanya disimpan dalam rak-rak buku museum. Kekuatan manusia-manusia yang menjadi koega kami bisa diandalkan untuk meredamnya. Buktinya, legislasi yang mengukuhkan berlakunya Federal Reserve System bisa disahkan. Meskipun secara tersirat, pengesahan ini lagi-lagi ditentang oleh presiden yang berkuasa saat itu, Woodrow Wilson (1913-1921).

Negara industri besar dikontrol oleh sistem kreditnya. Sistem kredit kita terkonsentrasi hanya pada segelintir orang. Kita sampai pada titik penguasa pecundang, pemerintahan yang paling dikontrol dan dikuasai sedunia. Bukan lagi pemerintahan yang merdeka beropini. Bukan lagi pemerintahan yang menurut keyakinan dan suara dari mayoritasnya, tetapi sebuah pemerintahan dalam opini dan di bawah paksaan kelompok kecil dari manusia-manusia dominan.

Wilson boleh saja menyindir kolega-kolega kami yang jempolan itu. Namun sejarah juga yang membuktikan, penampilan mereka sangat perkasa. Segelintir orang yang menguasai keuangan dunia. Mereka, seperti dikatakan Jefferson, memang lebih berbahaya daripada tentara musuh yang kelihatan. Karena melalui keuangan global, kolonialisme tidak lagi terjadi secara kasat mata. Penjajahan duni tidak lagi perlu meneteskan darah sedikitpun di pihak penjajah. Kolonialisme yang menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan cukup diatur oleh beberapa rekan manusia kami dari tempat ang jauh, tanpa berkeringat, tanpa bau mesiu, tanpa gedubrak-gedubruk, cukup dengan dentingan segelas martini.

1 comment:

Anonymous said...

mantep2 juga nih blog