Aturan Allah Mengenai Siang dan Malam
Ini adalah bagian awal dari buku Hidup Sehat dengan Shalat Subuh, karya Syaikh Adnan Tharsyah, penerbit Aqwam, Mei 2007.
Allah telah menetapkan bagi manusia sistem waktu untuk bekerja dan istirahat. Allah menjadikan waktu malam untuk tidur, istirahat, dan mencari ketenangan. Sebaliknya, Dia menjadikan waktu siang untuk bekerja, berusaha, dan melakukan berbagai kegiatan.
Akan tetapi, pola hidup kita pada zaman modern ini, ditambah lagi dengan adanya listrik, televisi, dan sebagainya, menjadikan kita sering melalaikan dan menyelisihi aturan alami yang telah Allah tetapkan bagi kita. Sebagian besar manusia lebih memilih memulai aktivitas hariannya dua atau tiga jam setelah matahari terbit hingga Asar, daripada memulainya setelah matahari terbit hingga Zuhur. Bahkan sebagian yang lain masih bekerja hingga larut Isya'.
Mereka lebih memilih hal itu daripada bersegera tidur di awal malam yang memiliki manfaat sangat besar. Bahkan, terkadang ketika sebagian manusia pulang ke rumah, ia dapati sesuatu yang bisa menyibukkan dan melenakannya sampai lewat tengah malam, yaitu televisi. Ketika TV dimatikan dan ia beranjak tidur, tidak tersisa lagi antara waktu malamnya dengan Subuh, kecuali hanya dua sampai tiga jam saja, yang tidak cukup bisa menjadikannya bangun untuk bertahajud dan Shalat Subuh berjamaah di masjid.
Tidur adalah aktivitas yang didorong oleh saraf simpatik dan saraf parasimpatik, yaitu antara dua bagian sistem saraf pertumbuhan. Para pekerja malam, memungkinkan bagi mereka untuk membiasakan diri melakukan perubahan antara siang dan malam. Mereka mengubah waktu efektif saraf parasimpatik ke waktu luang lainnya yang bukan semestinya dalam rentang waktu 24 jam. Itulah yang membuat para pekerja tidak sanggup terus begadang pada jam-jam malam. Adapun waktu pada jam-jam penghujung malam, tidak dapat memberikan kualitas tidur yang nyaman. Karena, jam-jam tidur mereka berada pada masa aktifnya saraf simpatik.
Mengadakan perubahan masa aktif antara saraf simpatik dan saraf parasimpatik mungkin saja dilakukan. Tetapi yang tidak mungkin adalah memperpanjang atau memperpendek salah satu dari masa aktif kedua saraf tersebut. Pelanggaran terhadap aturan ini mengakibatkan instabilitas keseimbangan antara dua bagian sistem saraf otonom. Akan muncul kekacauan dalam sistem peredaran darah, sistem pencernaan, dan akan terjadi penurunan stamina secara menyeluruh serta hilangnya gairah dan semangat.
Sayyid Quthb menuturkan, "Sesungguhnya, ketenangan pada malam hari adalah satu kebutuhan bagi setiap yang hidup. Harus ada satu periode gelap agar sel-sel yang aktif bisa tenang dan beristirahat dari aktivitasnya di bawah sinar cahaya. Tidur saja tidak cukup untuk memenuhi ketenangan ini, tapi harus dengan adanya malam. Harus dengan adanya gelap. Jika sel aktif yang selalu bersinggungan dengan cahaya sampai pada batas maksimal kemampuannya, maka susunannya akan rusak. Sebab sel tersebut tidak mendapatkan salah satu bagian yang penting baginya, yaitu ketenangan."
Firman Allah :
Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan. (QS.78:10-11)
Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyal karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. (QS.40:61)
Komentar pribadi :
Subhanallah. Sebenarnya Allah telah mengatur siang dan malam ini dengan sangat sempurna, dan telah memberikan ketentuan yang tepat bagi manusia untuk menghadapi kondisi ini. Namun kebanyakan 'kita' bersombong diri dengan prasangka 'kita' sendiri. 'Kita' lebih suka tidur lewat tengah malam (karena nge-blog ?), untuk kemudian bangun kesiangan, atau menggantinya dengan tidur siang. Semoga Anda tidak demikian.
Badai radiasi matahari, yang merupakan badai gelombang elektromagnetik, telah menjadi penelitian yang sangat intens di kalangan para ilmuwan. Kunjungilah http://pwg.gsfc.nasa.gov/istp/outreach/cmeposter/html.html, Anda akan mendapatkan penjelasan bagaimana badai radiasi matahari ini mempengaruhi berbagai perangkat elektronik dan aktivitas permukaan bumi. Sehingga, sangatlah masuk akal, bila kita dianjurkan untuk memanfaatkan waktu malam untuk beristirahat dengan sebaik-baiknya, yaitu ketika efek badai matahari relatif kecil. Ini memungkinkan tubuh beristirahat dengan ketenangan yang sempurna, tanpa gangguan radiasi kosmik yang signifikan.
Pada posting berikutnya, akan saya sampaikan cuplikan dari buku ini, yang berkaitan dengan hikmah bangun dini hari dan Shalat Subuh di masjid.
Kunjungi penerbit : http://www.aqwam.com/
3 comments:
Nice resensi :)
Sebenernya bukan resensi sih. Sekedar sedikit mencuplik, lalu mengomentari. Tks kunjungannya.
terima kasih artikelnya bagus, minta ijin copas ya,..bt temenku yg suka begadang
Post a Comment