Photobucket

Saturday, September 1, 2007

Perkembangan Islam di Tiongkok

Islam berkembang di Tiongkok pada dinasti Tang dan Song, sekitar abad 7-13. Pada awal dinasti Yuan berjaya, agama Islam menjadi kepercayaan independen yang sejalan dengan agama lainnya. Banyak etnis yang menganut Islam. Umumnya mereka dipanggil bangsa Huihui, yaitu etnis-etnis Huihu, Shala, dan Dongxiang.

Tak ketinggalan juga etnis Uighur di Daerah Otonom Uighur Xinjiang yang beralih menganut agama Islam. Etnis Bao’an campuran darah etnis Mongol, Hui, Han, dan Tibet, mengikuti jejak pendahulunya menerima ajaran Islam, di abad ke-17.

Sebagian besar wilayah Tiongkok pada zaman dinasti Yuan dipadati pemukiman warga Muslim. Kala itu, Muslimin sudah tidak lagi dianggap sebagai “suku terasing” selayaknya zaman dinasti Tang dan dinasti Song. Mereka menjadi Muslimin Tiongkok yang mempunyai kesadaran pribumi. Selanjutnya, ekspansi Islam makin melebar seiring bertambahnya populasi Muslim.

Agama Islam memasuki daerah Xinjiang paling awal pada zaman Lima Dinasti China (907 – 960), awal abad ke-10. Kegiatan penyebarannya seiring dengan perkembangan pengaruh agama Islam di kawasan Asia Tengah. Etnis Uigur yang pada zaman kuno disebut Huihe, menjadi salah satu cabang tribe nomandis orang Tujue. Mereka selanjutnya mendirikan Negara Kehan dan mendalami agama Islam.

Mereka menyebarluaskan dengan kekuatan bersenjata. Setelah melalui serentetan aksi militer, akhirnya mengalahkan kekuatan agama Budha di sekitar daerah Yutian – Odan dan menegakkan agama Islam di daerah bagian selatan Xinjiang.

Pasca berdirinya Republik Rakyat China (RRC) turut didirikan pula Perhimpunan Agama Islam, sehingga agama Islam di Tiongkok mengalami perubahan yang baru. Setelah dilaksanakannya reformasi dan keterbukaan terhadap dunia luar, kehidupan agama berbagai etnis Muslim Tiongkok mendapat penghormatan sepenuhnya. Status sosial yang benar-benar sama dan sederajat.

Kini, perkembangan di berbagai bidang agama Islam Tiongkok berjalan dinamis yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Melewati perkembangan selama 1.300 tahun, Islam kini telah menyebar ke lima benua di dunia dan mempunyai sekitar 1 miliar penganut. Atau kira-kira seperlima dari populasi dunia.

Kini Islam menjelma sebagai agama nasional di lebih dari 40 negara dunia, khususnya di banyak negara Asia dan Afrika. Agama Islam mempunyai pengaruh yang menjangkau jauh dunia sosial, politik, dan kultur.

Diambil dari Majalah Komunitas (Media Informasi & Komunikasi PITI Jawa Timur, edisi 34, Agustu 2007.

baca selengkapnya...

Aldo Demeris, Muslim Mantan Pendeta Srilanka

Dari buku Kisah Para Pastur dan Pendeta Yang Masuk Islam, Syaikh Al Husaini Al Muiddi, Pustaka Al Kautsar, Maret 2007. Ditulis kembali dengan pengeditan seperlunya.

Aldo Demeris adalah salah seorang pendeta yang sangat berpengaruh di agama Nasrani, ia juga seorang dai dalam agama Nasrani, di negara Srilanka. Pekerjaannya mengajar anak kecil akidah trinitas dan menanamkan dalam jiwa agar ia mendalaminya dalam pikiran dan akalnya agar ia dapat menjadi seorang Nasrani yang tidak tahu selain Nasrani. Ia juga seorang ahli perbandingan agama, ia juga ahli ekonomi dan perdagangan yang memungkinkan ia pergi ke Arab Saudi yang dari situ mulai cerita ia masuk Islam.

Aldo Demeris menyangka umat Islam adalah orang yang menyembah rembulan. Prasangka itu disebabkan oleh paham yang salah, bahwa umat Islam memakai kalender bulan hijriyah. Ia tidak tahu kalau mereka harus mengetahui awal-awal bulan untuk melakukan kewajiban puasa dan haji. Dengan pemahamannya ia berpendapat bahwa umat Islam menyembah bulan, seperti yang dilakukan penyembah berhala (mungkin akibat pengaruh buku The Islamic Invasion-nya Robert Morey - amanah). Pemikiran ini tumbuh ketika ketika ia berada di lingkungan Nasrani yang fanatik.

Ketika Aldo Demeris di Arab Saudi ia berfikir mengapa orang-orang menutup tokonya dan umat Islam pergi ke masjid ketika azan dikumandangkan untuk shalat. Pemandangan ini telah menariknya dan memberi pengaruh yang dalam pada jiwanya, umat Islam dan betapa mereka memperhatikan agamanya. Juga perlakuan yang baik dari umat Islam pada dirinya, juga karena pengertiannya bahwa Islam adalah agama yang mengajak pada akhlak dan memberikan jaminan pada dunia pada cinta dan kasih sayang dan keadilan. Dari sinilah dirinya condong untuk mengetahui rahasia agamanya.

Ketika perasaan ini semakin kuat, dia tidak cukup dengan bertanya, tapi ia mengambil terjemahan Al Quran agar ia mengetahui segi mukjizat dan balagahnya. Ia dapat merealisasikan cita-citanya setelah ia bertemu dengan salah seorang temannya. Ia meminjamnya dengan senang, ia mempelajarinya sampai azan shubuh, ia mendengar azan. Seorang muazin mengumandangkan azan untuk shalat, maka matanya menangis, ia tidak kuasa kecuali untuk mandi dan shalat seperti yang dilakukan umat Islam.

Aldo harus masuk Islam secara resmi agar ia dapat berziarah ke Makkah dan Madinah, lalu ia menuju salah seorang temannya untuk menunjukkan jalan agar ia masuk Islam dengan cara datang di hakim Syara’ untuk menyatakan bahwa ia masuk Islam dan namanya diganti Muhammad Syarif.

Muhammad Syarif tidak hanya masuk Islam, ia juga mempunyai peran untuk memberi hidayah orang lain agar masuk Islam. Apalagi mereka dulu adalah orang-orang yang telah dinasranikannya, baik dari keluarga atau murid-muridnya. Ia mampu dengan sabar untuk berdialog dengan tenang, sehingga mampu menyadarkan banyak orang dan kerabatnya, bahwa Islam adalah agama benar, juga temannya yang seorang pendeta.

Yang penting diperhatikan adalah bahwa pendalamannya tentang agama Nasrani sangat membantunya dalam menyadarkan orang, hingga akhirnya orang tersebut mendapat petunjuk Allah. Ia menjelaskan – setelah Allah memberi hidayah padanya – bahwa penjelasan Al Quran seputar Isa Alaihissalam dapat diterima akal dan logika.

Ia melihat bahwa dakwah Islam membutuhkan banyak hal, contohnya, buku-buku cetakan yang mengajak pada agama Allah sangat minim jumlahnya, padahal menurut pengalamannya ketika masih menjadi dai Nasrani, sangat banyak buku Nasrani yang telah diterbitkan.

Ia juga berpendapat bahwa dai harus rela bercampur di antara bangsa-bangsa, untuk menjelaskan hakikat Islam dan keistimewaanya, meluruskan anggapan-anggapan salah dari negara nonmuslim, yang telah terpengaruh para misionaris. Karena, secara logika, tidak mungkin kita mengajak orang masuk suatu agama sementara ia yakin bahwa agama itu jelek.

Dari situ Muhammad Syarif berharap secepatnya ada spolitik dalam dakwah Islam. Bagaimana bahwa agama yang benar menurut Allah adalah Islam, menjelaskan hakikat Isa Alaihissalam sebagai Nabi dan Rasul. Umat Islam sangat menghormati Nabi Isa Alaihissalam sebagai Nabi. Ibunya Maryam juga termasuk tokoh ahli surga.

Ia juga menjelaskan bagian yang penting yang ditanggung oleh umat Islam yang kaya. Ia menganjurkan mereka agar mencetak terjemahan Al Quran dan kitab-kitabnya yang menjelaskan akidah Islam dan kitab-kitab yang membantu dakwah dengan bermacam-macam bahasa, karena banyak orang yang tidak kenal Islam dan ajarannya, sehingga menjadi pengkalang dalam memahami Islam.

Ia menjelaskan, hal yang harus diperhatikan oleh umat Islam yang kaya, yaitu bahwa kegiatan misionaris itu mendapat dukungan dari orang-orang Nasrani yang kaya.

Kunjungi penerbit : Pustaka Kautsar

baca selengkapnya...